Dalam sebuah hubungan, tidak hanya kebahagiaan
tetapi juga terdapat hambatan – hambatan yang timbul dan mempengaruhi hubungan
tersebut. Kesetiaan dan komitmen menjadi suatu faktor yang amat penting untuk
menjaga kelangsungan hubungan dalam waktu yang lama. Namun, apakah kita dapat
menjaga kesetiaan dan komitmen terhadap pasangan kita, ketika kita dihadapkan
pada suatu ketidakpastian yang diluar dari kendali kita? Inilah yang harus
dilalui oleh Hisashi Nishozawa (Takeru Sato). Kesetiaan dan komitmennya diuji
ketika Mai Nakahara (Tao Tsuchiya), kekasih yang dicintainya, mengalami kondisi
koma dan tidak diketahui waktu pasti dirinya akan tersadar dari komanya.
Hisashi adalah seorang mekanik di sebuah
bengkel di Okayama. Suatu ketika dirinya diajak oleh rekan kerjanya untuk
menghadiri sebuah pesta makan dimana dirinya bertemu dengan Mai Nakahara.
Kondisi kesehatan Hisashi saat itu tidak begitu baik, perutnya sakit sejak
sebelum pergi ke pertemuan tersebut. Dengan kondisinya, Hisashi terlihat tidak
menikmati pertemuan tersebut dengan terlihat hanya berdiam diri dan tidak
berbincang seperti rekannya yang lain. Mai yang terus memperhatikan sikap
Hisashi merasa terganggu. Setelah makan malam tersebut, rekan – rekannya
berencana untuk berkaraoke. Namun, Hisashi berpamitan pulang. Mai kemudian
menyusulnya dan mengutarakan ketidaksukaannya terhadap sikap Hisashi. Hisashi
dengan tatapan yang bingung karena secara tiba – tiba dimarahi oleh Mai,
mencoba menjelaskan bahwa dirinya sedang dalam keadaan tidak sehat. Mendengar hal
tersebut, Mai merasa bersalah dan malu, dengan tertawa kemudian dirinya meminta
maaf dan berpamitan untuk pergi ke tempat karaoke. Selang beberapa saat Mai
kembali lagi dan memberikan penghangat kepada Hisashi.
Hisashi di tempat kerjanya |
Mai yang memarahi Hisashi ketika pergi dari restoran |
Mai yang memberikan penghangat kepada Hisashi |
Kejadian tidak disengaja yang terjadi dengan
diawali kesalahpahaman tersebut menjadi awal hubungan mereka. Mereka kemudian
bertemu untuk saling mengenal, hingga berkunjung ke rumah orang tua Mai yang
berjarak dua jam perjalanan. Disanalah Hisashi mulai mengenal orang tua Mai dan
terjalin kedekatan. Selang berapa lama, akhirnya Hisashi memberanikan diri
untuk melamar Mai. Dirinya memberikan sebuah cincin dan mengajaknya untuk
menikah saat sedang berada di suatu tempat dengan pemandangan suasana malam
kota. Mai pun dengan bahagia menerima lamaran tersebut. Dalam perjalanan,
mereka melihat sebuah Gedung dimana sedang ada prosesi pernikahan. Mai
mengatakan bahwa dirinya sangat ingin menikah di tempat tersebut, tanpa pikir Panjang
Hisashi menemui pengelola Gedung dan memesan Gedung tersebut pada tanggal 17
Maret sebagai tanggal pertama kali mereka bertemu.
Hisashi berkunjung ke rumah orang tua Mai |
Mai menyadari Hisashi memberikan cincin kepadanya |
Lamaran Hisashi diterima |
Namun, manusia berencana Tuhan yang menentukan. Mai terkena penyakit kanker ovarium yang menyebar dan mengenai fungsi otaknya. Penyakit tersebut membuat dirinya kehilangan sebagian ingatan, yang kemudian memberikan sakit yang amat parah hingga harus dibawa ke rumah sakit. Dalam pemeriksaannya, Mai yang sedang dalam kondisi tak sadarkan diri mengalami serangan jantung yang berakibat Mai berada dalam kondisi Koma. Tidak ada satupun yang menyangka hal tersebut dapat terjadi. Kejadian ini memberikan pukulan yang amat kuat kepada orang tua Mai dan juga Hisashi. Mai pun dirawat secara intensif di rumah sakit dengan menggunakan alat bantu pernafasan dan alat lainnya yang digunakan di tubuhnya.
Ketika Mai mengalami sakit pada kepalanya |
Kondisi Mai ketika koma |
Hisashi berkunjung tiap pagi ke rumah sakit
dengan menggunakan motornya dengan menempuh jarak 2 jam dari apartementnya. Rekan
kerjanya pun mengetahui hal tersebut dan terus memberikan semangat kepadanya.
Hisashi merekam video dalam ponselnya dan mengirimkannya kepada Mai, agar Mai
ketika tersadar tidak merasa kesepian dan dapat melihat kejadian – kejadian yang
di alami oleh Hisashi dan kebersamaan mereka selama Mai tertidur Panjang.
Selain itu, dirinya juga datang ke Gedung tempat mereka akan menikah dan
mencoba untuk menegosiasi agar tanggal yang dipesan tidak dibatalkan dan berjanji
akan memesan tanggal yang sama di tiap tahunnya jika pada tahun tersebut tidak
dapat digunakan, mengingat kondisi Mai yang masih koma. Awalnya hal itu sulit
dilakukan, tetapi pengelola tempat tersebut akhirnya mencoba untuk membantu
mewujudkannya.
Hisashi dalam perjalanan ke rumah sakit |
Hisashi selalu merekam moment di dalam handphonenya |
Hisashi mencoba untuk mereshedule gedungnya |
Tahun demi tahun berlalu, hingga suatu ketika orang
tua Mai dihadapkan pada pilihan yang sulit. Untuk membatasi penyebaran
penyakitnya, dokter menyarankan dilakukan operasi pengangkatan ovarium. Hisashi
saat itu memberikan pendapatnya bahwa tidak berkeberatan dengan operasi tersebut.
Namun, ibu Mai menolak karena akan berdampak pada Mai yang tidak dapat memiliki
anak. Setelah diskusi dengan suaminya, orang tua Mai kemudian mengajak Hisashi
untuk bertemu. Ayah Mai mengatakan Hisashi dapat bebas untuk meninggalkan dan
melupakan Mai. Ayah Mai tidak ingin Hisashi menyia-nyiakan waktunya dalam
ketidakpastian dan mempengaruhi jalan hidupnya. Hisashi menolak hal tersebut,
tetapi orang tua Mai masih bersikeras.
Orang tua Mai meminta Hisashi melupakan Mai |
Hisashi merasa amat terpukul, hal ini pun
dirasakan oleh rekan kerjanya ketika Hisashi langsung datang ke bengkel untuk
bekerja, sedangkan seharusnya dia pergi ke rumah sakit. Rekan kerjanya mengajak
Hisashi untuk pergi mengantarkan mobil ke sebuah pulau. Disana dirinya menonton
pertunjukan hingga malam hari, tetapi selama menonton pikirannya selalu tertuju
pada Mai. Hisashi memutuskan akan tetap berjuang dan memperjuangkan Mai
meskipun orang tua Mai menyuruhnya untuk pergi. Pagi hari, ibu Mai mendapati
Hisashi yang tertidur di rumah sakit sambil memegang tangan Mai. Hal tersebut
membuat Ibu Mai berterima kasih karena Hisashi masih bersedia bersama dengan Mai.
Hisashi yang kembali ke rumah sakit |
Apakah Mai akan tersadar? Apa saja yang harus
dilalui oleh Hisashi dan Mai selanjutnya? Bagaimana dengan kisah cinta dan
hubungan mereka?
Kisah yang digambarkan dalam film ini
merupakan kisah nyata yang di ambil dari sebuah buku dengan judul yang sama.
Selama menonton film ini, saya ikut merasakan besarnya rasa cinta Hisashi
kepada Mai. Ketika menonton film ini pula saya berpikir mengenai wujud setia
yang ditunjukkan Hisashi dengan ketidakpastian yang dihadapinya. Padahal dirinya
bisa saja menyerah dan pergi meninggalkan Mai begitu saja. Namun dirinya tetap
memilih bertahan dan menjaga janjinya kepada Mai. Pengorbanan baik waktu dan
materi yang diberikannya bertahun-tahun amat menyentuh untuk disaksikan.
Selain itu, apresiasi tinggi saya berikan
kepada Tao Tsuchiya yang memerankan tokoh Mai. Menurut saya, meskipun separuh
film tersebut Tao hanya memerankan Mai yang dalam kondisi koma, tetapi effort
yang ditunjukkan amat besar. Mengingat dirinya harus menggunakan alat bantu
pernafasan dan harus dapat menyampaikan pesan kepada penonton dengan hanya
melalui gerakan – gerakan kecil. Kesulitan ini yang menurut saya patut untuk
diberikan penghargaan. Selain itu, acting dari pemain lainnya juga amat baik.
Kesedihan dari orang tua Mai tertangkap dengan baik, gejolak hati Hisashi juga
tergambar dengan baik. Alur cerita yang menggunakan alur maju membuat penonton
mudah untuk memahami.
Peran dari masing – masing pemain ternyata
juga diakui oleh penikmat film jepang dengan kesuksesannya di Japanese Box
Office dan masuknya para actor dalam dalam
41st Japan Academy Prize, yaitu Takeru sebagai Best Actor Nominee,
Tao sebagai Best Actress Nominee, Hiroko sebagai Best Supporting Actress
Nominee, dan Takatsugu sebagai Best Music Nominee. Selain itu, Tao dan Hiroko
juga masuk dalam nominasi Best Actress dan Best Supporting Actress dalam NETPACAward.
Hal yang saya sukai selama menonton film ini
adalah Kesetiaan Hisashi, terutama pada adegan dimana dia harus merelakan Mai
hanya karena tidak ingin Mai mengalami penderitaan lagi. Selain itu pula,
ketika adegan Hisashi melamar Mai dimana Hisashi adalah sosok yang pemalu. Saat
itu Hisashi memberikan cincin kepada Mai tanpa Mai sadari. Setelah beberapa saat
Mai baru menyadari bahwa Hisashi melamarnya. Menurut saya, adegan tersebut
terkesan simple, tetapi tersirat hal yang romantis melihat sifat Hisashi yang
pemalu.
Hisashi meminta Mai menjalani hidupnya |
Hal yang saya kurang sukai dan mengganjal
dalam pikiran saya selama menonton film ini adalah ketika Ibu Mai harus membawa
banyak barang di tangannya ketika mengantar Mai. Sedangkan pada saat yang sama,
terdapat Hisashi atau ayah Mai bersama dengan Ibu Mai. Namun kenapa Ibu Mai
yang merupakan perempuan, yang harus membawa semua barang bawaan. Hal ini yang
mengganjal dalam pikiran saya, tetapi saya tidak dapat memberikan asumsi karena
kurangnya pengetahuan saya yang mungkin bisa berkaitan dengan perbedaan
kebiasaan dan budaya dengan Indonesia.
Ibu Mai membawa barang bawaan Mai |
Pelajaran dan nilai yang kita ambil dari film ini
adalah jangan mudah menyerah dan putus asa pada keadaan, karena pasti selalu
ada secercah harapan atas segala permasalahan yang ada. Selain itu, kesetiaan
adalah suatu hal yang berharga dari perwujudan rasa cinta kita kepada pasangan
kita. Sehingga jika kita benar – benar mencintai dan menyayangi pasangan kita,
apapun halangan dan rintangan yang dihadapi, apapun kondisi dari pasangan kita,
kita harus dapat menerima dan bertahan serta berjuang bersama untuk menjaga agar
hubungan tersebut tetap berjalan dengan baik. Cinta itu bukan hanya mengenai
rasa, tetapi mengenai menghargai, memahami, dan komitmen.
Saya merekomendasikan film ini untuk dinikmati bagi kawula muda, bisa juga dengan para pasangan mereka. Sehingga memiliki pemahaman yang sama mengenai pentingnya suatu hubungan yang terjalin. Karena dalam suatu hubungan kita tidak dapat menentukan takdir apa yang telah dituliskan Tuhan kepada kita dalam menjalaninya. Serta kita dapat mengambil beberapa hikmah untuk bisa kita terapkan dalam kehidupan kita. Nilai yang ada di IMBD memang hanya 6.7/10. Namun, menurut saya nilai tersebut tidak sesuai diberikan untuk film ini. Dari komentar yang saya baca, kebanyakan yang memberikan nilai rendah hanyalah mengomentari fisik dari pemain. Sedangkan menurut saya yang harus dinilai adalah jalan cerita dan pesan yang disampaikan dari film tersebut.
***
My Rate : 8/10
***
(aluna)
2 Komentar
Sudah kebayang pasti ini nontonnya harus nyiapin tisu, baru baca ini aja udah sedih rasanya.
BalasHapusbener banget,,, aku nontonnya aja mpe nangis,,,
Hapus