Kesulitan dalam mencari pekerjaan
adalah masalah yang sering dihadapi oleh mahasiswa yang baru lulus dari
perguruan tinggi. Bai Xuemei (Lu Huang) yang baru lulus dari sekolahnya, mencoba
mencari pekerjaan untuk bisa membiayai sekolah adiknya dan membayar hutang
orang tuanya atas biaya sekolah dirinya. Bai Xueming terus mencari pekerjaan
kesana kemari hingga dirinya bertemu dengan seorang yang menawari dirinya
sebuah pekerjaan dengan bayaran yang lumayan yaitu menjadi penjual obat – obat
herbal. “Rekan kerja”nya membawanya untuk membeli obat herbal yang akan mereka
jual kembali. Mereka menetap di sebuah hotel, sebelum akhirnya pergi ke sebuah
desa di Qin Mountains, Shaanxi province
dengan alasan mendapatkan informasi bahwa terdapat obat langka disana. Desa
tersebut sangat terpencil, membutuhkan waktu berjam – jam untuk bisa sampai
disana, jalannya pun cukup sulit, melewati banyak jurang, hutan, dan pegunungan.
Sesampainya disana, banyak penduduk
desa yang berkerumun menyambut kedatangan mereka. Sebenarnya cukup mencurigakan,
ketika kedatangan mereka begitu disambut dengan rasa ingin tahu yang tinggi. “Rekan
kerja” Bai pun meninggalkannya sendiri di desa itu dan meminta dirinya untuk
menjaga barang – barang mereka. Mereka mengatakan akan memetik tanaman obat
langka tersebut dan Bai menunggu di desa. Hari semakin larut, Bai terbangun
dalam sebuah kamar di salah satu rumah warga. Dirinya tidak mengetahui mengapa
bisa di rumah tersebut dan semua dokumen pribadi seperti identitas dan dokumen
lainnya telah hilang. Rekan kerjanya pun tidak kembali ke desa itu. Akhirnya Bai
pun tersadar bahwa dirinya telah ditipu dan dijual ke penduduk tersebut untuk
dijadikan istri anak mereka.
Bai berusaha menjelaskan kepada keluarga yang telah membelinya bahwa dirinya telah ditipu dan orang yang datang bersamanya bukanlah keluarganya. Mereka tidak perduli dengan yang terjadi pada Bai, karena menganggap Bai telah menjadi milik putranya dengan membayar uang kepada rekan kerja Bai. Bai dikunci dalam sebuah kamar. Keesokan harinya, pesta meriah diadakan untuk merayakan pernikahan mereka. Bai diikat di dalam kamarnya dan tidak dibiarkan untuk keluar. Ada 2 anak kecil melihatnya terikat di dalam kamar, tetapi tidak dapat melakukan apapun untuk membantunya.
Film ini menitikberatkan pada kehidupan
Bai yang terisolasi di desa tersebut dan berbagai cara yang dilakukannya untuk
bisa kabur dari tempat tersebut. Bai pernah berlari dan melapor kepada Kepala
Desa bahwa dirinya telah diculik, tetapi hal tersebut hanya sia – sia belaka.
Kepala desa tidak mendengarkannya dan memintanya untuk kembali ke rumah “suaminya”.
Bai pun dikurung kembali di dalam kamarnya. Bai pernah meminta pertolongan
kepada petugas pajak yang datang kesana, tetapi tidak diperdulikan. Bai akhirnya
memilih untuk melakukan percobaan bunuh diri dengan memotong nadi di tangannya.
Percobaan itupun gagal.
Bai berusaha untuk bunuh diri |
Sekembalinya dari rumah sakit,
tetangganya, Chen, mendatanginya. Ternyata Chen memiliki nasib yang sama
dengannya. Dirinya sampai di desa tersebut juga melalui perdagangan manusia
hingga akhirnya Chen memiliki seorang anak. Tetangganya menasehatinya untuk
berhenti memberontak dan menerima yang telah terjadi dengannya. Namun, bukan
tanpa sebab, dengan mencoba menerima kejadian tersebut, maka keluarga “suaminya”
akan melonggarkan pengawasan terhadapnya dan dia dapat memikirkan untuk kabur
dari tempat tersebut.
Bai memotong rambutnya dan mencoba berkompromi dengan keadaan |
Setelah kedatangan Chen, Bai mulai
mengubah sikapnya. Dirinya tidak lagi memberontak secara terang – terangan. Bai
memakan makanan yang diberikan dan memakai pakaian yang disediakan untuknya.
Bahkan memenuhi kewajibannya sebagai seorang “istri”. Bai tetap berjuang untuk
dapat kabur dari desa tersebut, dengan pergi melarikan diri melewati
perbukitan, meminta pertolongan dari sepupu suaminya, menulis surat melalui
petugas pos, dan lain sebagainya. Namun semua itu terlihat seperti sia – sia, dirinya
selalu tertangkap dan kembali di kurung di rumah tersebut. Apakah Bai berhasil
untuk melarikan diri dari rumah tersebut?
Bai yang tertangkap dalam percobaan pelariannya |
Film ini merupakan sebuah trilogy
karya dari Li Yang. Film sebelumnya berjudul Blind Shaft, meski memenangkan
beberapa penghargaan di luar negeri, tetapi film ini tidak diperbolehkan untuk
diputar di China. Alasan yang disampaikan tidak terlalu jelas, mengingat Film tersebut
diambil dari sebuah Novel dan Novel tersebut di terima dengan baik di China.
Saya tidak menemukan film tersebut dengan subtitle, sehingga saya mengalami
kesulitan untuk melakukan review. Film kedua adalah film Blind Mountain ini. Film
ketiga berjudul Blind Way yang akan di review kemudian.
Blind Mountain menjadi film debut
bagi Lu Huang sebagai pemeran utama. Lu Huang di cast sebelum lulus dari
Beijing Film Academy. Sedangkan untuk pemain lainnya sebagian besar adalah
non-professional actor. Sehingga ini pula yang menjadi kelebihan dari Film ini.
Gabungan dari pemain amatur dan pemain professional ini tidak menjadikan acting
mereka begitu timpang. Malah membuat film yang dibuat dalam format documentary
ini terlihat alami. Akting yang dilakukan tidak terlalu berlebihan. Sedangkan
kekurangan dari film ini adalah kurang dalamnya Li Yang untuk mengeksplor emosi/perasaan
dan kedalaman dari cerita itu sendiri.
Hal ini juga bukan tanpa sebab. Film
ini telah melalui banyak sekali edit dan pemotongan scene untuk dapat lolos dan
ditayangkan di China. Bahkan Film ini memiliki 2 versi ending yang berbeda.
Versi pertama disajikan untuk khalayak umum/internasional, sedangkan versi
kedua adalah versi yang ditayangkan di China. Versi kedua dibuat lebih soft
dengan ending yang lebih “happy” ending. Sedangkan untuk versi pertama atau
versi yang saya review, menurut saya endingnya kurang memberikan kejelasan tentang
akhir dari nasib Bai, terkesan menggantung.
Menurut saya, para tokoh di dalam
film ini semua merupakan korban penipuan dimana Bai Xuemei jelas ditipu oleh “rekan
kerjanya” yang malah menjualnya kepada penduduk desa. Penduduk desa tersebut
pun ditipu dengan membeli seseorang yang tidak seharusnya dibeli. Namun, hal
tersebut telah menjadi suatu tradisi di desa tersebut. Beberapa wanita didapatkan
dari cara yang sama untuk menjadi istri dari penduduk desa demi mendapatkan
keturunan. Petugas keamanan/pemerintah pun sulit untuk menggagalkan hal tersebut.
Perlu keberanian yang cukup kuat untuk dapat mengubah dan memberikan pemahaman
pada hal yang telah dianggap “wajar”.
Tema yang diambil oleh Film ini
cukup menarik. Sebab Penipuan ini sering kali terjadi, dengan alasan memberikan
pekerjaan malah menjadi korban perdagangan manusia. Hal ini tidak hanya terjadi
di China, tetapi juga di negara – negara lainnya. Biasanya karena adanya
kebutuhan atau kesulitan ekonomi, seseorang akan mudah tertipu dengan iming –
iming gaji besar. Mereka diberitahu bahwa pekerjaan yang mereka lakukan tidak
memiliki risiko yang tinggi, dengan melakukan hal yang mudah dapat memperoleh
uang yang banyak, fasilitas yang didapat baik, dsb. Sering kali juga, penipu
adalah orang terdekat atau orang yang dikenal. Selain itu, untuk meyakinkan
korbannya, mereka juga akan berdandan meyakinkan dan mengesankan bahwa mereka telah
sukses dengan pekerjaan mereka.
Di Indonesia sendiri, menurut situs
usembassy pada tahun 2020 menempati peringkat kedua dalam perdagangan manusia.
Serta dalam siaran pers Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindukngan
Anak pada 29 Juli 2021 dengan Nomor: B-256/SETMEN/HM.02.04/07/2021, dijelaskan
bahwa berdasarkan data tahun 2020, kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO)
perempuan dan anak meningkat 62.5% selama pandemic. Tujuan dari perdagangan
manusia menurut Alexis A.Aronowitz (2009) dikutip dalam kompapedia adalah
eksploitasi seksual, pelacuran, kerja paksa atau melayani secara paksa
perbudakan atau sejenisnya dan pengambilan organ tubuh manusia. Seperti yang
diceritakan dalam Film Blind Mountain ini adalah diperbudak untuk dijadikan
istri dan melahirkan anak laki – laki.
Oleh sebab itu, pentingnya kesadaran
dan perlunya peningkatan pengetahuan serta kepedulian terkait dengan tema
permasalahan ini. Kita harus bisa berhati – hati, jika seseorang menawarkan
sesuatu kepada kita dengan iming – iming “gampang dan instan”. Karena tidak ada
hal yang gampang dan instan di dunia ini. Jangan mudah tergiur dan kemudian tanpa
berpikir panjang yang akhirnya ikut
dengan sang penipu. Kita harus waspada dan melakukan pengecekan terlebih dahulu
misal ada yang menawarkan kita pekerjaan. Selain itu, ingat pesan dari orang
tua kita jaman dulu. “Hati – hati terhadap orang asing, jangan mau menerima makanan/minuman
dari orang yang tidak dikenal”. Menjadi seorang yang friendly itu baik, tapi
tetap harus hati – hati.
Film ini mendapatkan beberapa
penghargaan dari Bratislava International Film Festival 2007 dan Istanbul
International Film Festival 2008. Selain itu, juga menjadi nominasi pada Cannes
Film Festival 2007, Chinese Film Media Award 2008, dan Hawaii International
Film Festival 2007. Sehingga Saya merekomendasikan film ini untuk ditonton
sebagai pelajaran bagi kita untuk bisa tetap waspada. Warning: terdapat adegan yang
hanya dapat ditonton oleh 18+.
***
My Rate: 8/10
Sumber:
- https://id.usembassy.gov/id/our-relationship-id/official-reports-id/laporan-tahunan-perdagangan-orang-2020/
- https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/data-dan-fakta-perdagangan-orang-di-indonesia
0 Komentar