Red Amnesia (Original title:
Chuang ru zhe) | 2014 | 1h 56m
Genre : Drama,
Crime, Thriller| Negara: China |
Director: Yue Lu |
Writer : Haiyan Qin
Pemeran: Zhong Lu, Yuanzheng Feng , Hailu Qin,
dll
IMDB : 6.9/10
Red Amnesia merupakan sebuah film
terakhir dari trilogy dengan tema Cultural Revolution, dimana film pertamanya
adalah "Shanghai Dreams" dan "11 Flower". Cultural
Revolution adalah sebuah gerakan yang terjadi di Tiongkok dari tahun 1966 s.d.
1976. Pada saat Cultural Revolution tersebut banyak kejadian buruk yang terjadi
seperti pembantaian, penyiksaan, pengusiran paksa dll. Dimana memberikan dampak
yang cukup besar kepada rakyat saat itu.
Film ini menceritakan seorang
janda tua yang keras kepala yang tinggal seorang diri di sebuah pemukiman para
manula, Deng Meijuan (Lu), serta hubungannya dengan keluarganya. Deng memiliki
2 orang anak laki - laki, yaitu Jun dan Bing, serta Ibunya yang saat ini
tinggal di panti Jompo. Jun digambarkan sebagai seorang yang sukses sebagai
pengusaha, tinggal di sebuah apartement dengan gaya modern, memiliki istri dan
seorang putra. Sedangkan Bing digambarkan sebagai seorang gay yang tinggal di
salon miliknya bersama kekasihnya, tetapi ibunya tidak pernah menerima hal
tersebut dan terus menerus meminta Bing kembali ke kehidupan normal pada
umumnya.
Deng terbiasa untuk menjemput
cucunya dan mengunjungi ibunya di panti jompo. Selain itu, dirinya selalu
berprinsip bahwa rumah anaknya adalah rumahnya juga, sehingga Deng tidak segan
- segan untuk masuk dan datang kapan saja untuk memasak makanan di rumah
anak-anaknya tanpa memperdulikan keadaan dari anaknya. Hal ini yang selanjutnya
menimbulkan konflik dengan istri Jun yang merasa terganggu dengan sikap yang
dilakukan Deng. Bing juga menarik diri dari Ibunya karena terus menerus
dikritik dan tidak bisa menjalani hidup yang dirinya inginkan tanpa mendengar
ocehan ibunya.
Deng biasanya mencurahkan
kegelisahannya dengan cara bercengkrama dengan suaminya, yang dianggap masih
hadir menemaninya terutama saat Deng makan di meja makan. Deng tidak pernah
lupa untuk menyediakan mangkuk nasi tambahan agar suaminya bisa ikut makan
dengannya. Deng juga sering berkumpul dengan orang - orang tua yang ada di
pemukiman tersebut.
Namun, rutinitas tersebut
terganggu dengan kehadiran sebuah teror telepon tanpa suara yang terus menerus
menelpon ke rumahnya. Deng dan anaknya telah melaporkannya ke polisi, tetapi
polisi tidak menanggapinya dengan serius karena belum terjadi hal yang
membahayakan keselamatan dari Deng. Sedangkan Jun berpikir bahwa segala teror yang diterima oleh ibunya
berasal dari lawan bisnisnya, Fat Liu. Dugaan ini diperkuat karena memang saat
itu sedang terjadi konflik dengan rekan bisnisnya tersebut. Terlebih lagi teror
telepon itu juga terjadi di rumah Jun, saat Deng berkunjung untuk membuat
makanan.
Pemuda Misterius
Film ini dibuka dengan sebuah
penampakan bangunan tua dan adegan dimana seorang pemuda berada di sebuah rumah
dengan suasana yang misterius. Kemudian telepon mulai berdering di rumah Deng.
Hal ini bukan tanpa arti, Wang
Xiaoshuai, penulis dari film ini ingin membangun sebuah koneksi pada pikiran
penontonnya. Penonton dibawa untuk menghubungkan kehadiran pemuda tersebut
dengan semua teror yang terjadi pada kehidupan Deng. Terlebih lagi terdapat
dialog dimana sebuah rumah telah dibobol di sekitar pemukiman tersebut, rumah
tersebut ditinggali oleh para orang tua yang tinggal sendiri.
Pentingnya peran pemuda tersebut
dalam cerita ini juga terlihat dari beberapa cuplikasi adegan yang menambah
misteri dari status pemuda tersebut. Selain itu, intensitas munculnya makin
bertambah sepanjang cerita. Dirinya mulai menampakkan diri dan berada di dekat
Deng. Beberapa kali muncul dengan hanya memperhatikan Deng atau mengikutinya saat
dia berpergian. Selaras dengan intensitas munculnya pemuda tersebut dalam
cerita, alur pun semakin naik. Teror yang diterima Deng semakin membahayakan,
tidak hanya teror telepon tanpa suara, tetapi juga sebuah lemparan batu ke
rumahnya dan sampah yang dibuang di depan rumah Jun.
Sedikit demi sedikit misteri
mulai terkuak. Deng menyadari bahwa segala teror yang dirinya terima selama ini
bermula saat dirinya mendapatkan telepon yang menyatakan Zhao telah meninggal.
Zhao adalah seorang yang dikenalnya di Guizhou tempat tinggalnya dahulu. Pada
saat Cultural Revolution, tidak semua orang bisa pindah ke Beijing, Zhao adalah
salah satu yang memenuhi kriteria untuk dapat pindah ke Beijing. Namun, karena
hal yang dilakukan Deng, akhirnya Deng lah yang dipilih untuk pindah ke
Beijing. Hal ini membuat Zhao harus tetap tinggal di Guizhou.
Deng merasa Zhao mungkin masih
menyimpan dendam kepada dirinya dan meneror dirinya setelah Zhao meninggal.
Perasaan tersebut ditambah lagi setelah rumahnya porak - poranda dan foto -
foto jaman dulunya hancur di pagi hari setelah membiarkan pemuda tersebut
tinggal di rumahnya. Deng menganggap pemuda tersebut adalah jelmaan hantu Zhao
yang meminta pembalasan dendam.
Film ini memiliki jalan cerita
yang tersusun rapi dan potongan - potongan puzzle misteri yang dapat membuat
penontonnya memahami alur cerita yang sebenarnya terjadi. Tensi cerita tidak
serta merta menanjak dengan curamnya, tetapi perlahan meningkat yang membangun
perasaan dari penontonnya untuk merasakan juga naiknya tensi cerita. Peran dari
para pemainnya juga baik dan dapat menyampaikan pesan cerita dari ekspresinya
dan dialog yang dilakukan tanpa harus berlebihan. Sehingga film ini dapat
dinikmati dengan baik.
Namun, menurut saya akan lebih
bagus jika kesalahan masa lalu tersebut yang akhirnya membuat Deng merasa
bersalah ditampilkan secara visual. Mungkin seperti cuplikan flashback atau
sejenisnya sehingga penonton lebih memahami apa yang terjadi. Bukan hanya
berdasarkan dialog yang itupun tidak terlalu banyak menjelaskan tentang apa
yang terjadi. Sebagai seorang penonton yang mungkin tidak terlalu mengetahui
mengenai Cultural Revolution, akan mengalami sedikit kebingungan dengan cerita
yang disajikan. Saya butuh melakukan analisa dan review berulang untuk akhirnya
memahami pesan dari film ini.
Pemuda misterius tersebut menginap di rumah Deng |
Menurut saya, terdapat
kejanggalan dalam cerita dan tidak masuk dalam logika, dimana Deng dengan
mudahnya menerima bantuan dari pemuda yang tidak dikenalnya dan membiarkannya masuk
serta menginap di rumahnya tanpa rasa was-was sekalipun. Padahal pemuda
tersebut terlihat mencurigakan. Pemuda tersebut terus menerus mengikuti Deng
dan memperhatikannya dari jauh, sedangkan Deng sama sekali tidak mengenal
pemuda tersebut. Selain itu, sudah dengan jelas tersebar rumor bahwa ada orang
yang masuk ke rumah para manula untuk mencuri bahkan di siang hari. Dengan
segala hal tersebut, Deng masih dengan gampangnya percaya dan memasukkan pemuda
tersebut ke rumahnya.
Secara garis besar, film ini
ingin memperlihatkan dampak dari kegiatan Cultural Revolution yang terjadi di
Tiongkok pada masa itu. Deng yang melakukan segala cara untuk dapat pindah ke
Beijing dan akhirnya mengorbankan keluarga Zhao yang berakibat rasa bersalah
yang dirasakannya serta rasa dendam dari keluarga Zhao. Serta dampak lainnya
pada keluarga yang tinggal di Guizhou. Saya memberikan nilai 7.5/10 untuk cara
penyajian cerita yang apik dan alur cerita yang dibangun dengan baik.
Sumber:
0 Komentar