An Old Lady (literal title: 69 Year-Old) | 2019 | 1h 40m
Genre : Crime,
Drama| Negara: Korea|
Director: Sun-ae Lim |
Writer : Sun-ae Lim
Pemeran: Soo-jung
Ye, Ju-bong Gi, Joon-kyung Kim, dll
IMDB : 6.4/10
An Old Lady atau yang juga dikenal dengan 69
Year-old adalah sebuah film besutan Lim Sun-ae. Film ini adalah film
feature pertamanya dimana dirinya menjadi penulis sekaligus director.
Mengangkat sebuah tema yang cukup sulit berdasarkan kejadian nyata tentang
pemerkosaan yang dialami oleh Hyo-Jeong,
seorang wanita berumur 69 tahun.
Film dibuka dengan adegan dimana layar hanya
berwarna hitam, terdengar percakapan sayup antara Hyo-Jeong dan seorang pria
yang diduga adalah seorang perawat. Dari percakapan tersebut diketahui
Hyo-Jeong datang ke rumah sakit atau klinik tersebut di luar jam kerja dari
klinik. Hal ini mungkin dikarenakan saat itu Hyo-Jeong baru memiliki waktu
untuk datang kesana mengobati lututnya yang sakit.
Awal percakapan cukup biasa, Hyo-Jeong mengucapkan
terima kasih karena perawat tersebut bersedia melakukan pemeriksaan meski waktu
operasional klinik sudah selesai. Namun, percakapan mulai mengarah ke hal tidak
nyaman saat dokter tersebut mengutarakan ucapan-ucapan seperti merayu. Lim Sun-ae
membiarkan penonton larut dalam imajinasinya masing - masing. Hal ini cukup
penting untuk jalan cerita yang akan disajikan.
Mengumpulkan keberanian untuk mengungkap fakta
Hyo-Jeong (Soo-jung Ye) adalah mantan caregiver dan saat ini dirinya tinggal bersama dengan Nam
Dong-In (Ju-bong
Gi), mantan pasiennya. Nam
Dong-In seorang penulis yang memiliki sebuah toko buku. Hyo-Jeong seringkali
membantu untuk menjaga toko buku tersebut. Hyo-Jeong juga amat menyukai
olahraga berenang, karena menganggap olahraga itulah yang dapat dilakukan
mengingat umurnya yang sudah tidak muda lagi. Olahraga itu pula yang membuat
tubuhnya tetap terjaga dan sehat.
Beberapa hari setelah pemeriksaan di klinik
tersebut, Hyo-Jeong merasa kurang sehat secara mental yang mempengaruhi
fisiknya. Hyo-Jeong meminta Dong-In untuk menemaninya ke kantor polisi. Di
kantor polisi tersebut akhirnya terungkap bahwa Hyo-Jeong mengalami perkosaan
selama berada di klinik tersebut. Dong-In pun terkejut mendengar hal tersebut.
Hyo Jeong dan Dong In di Kantor Polisi |
Setelah laporan tersebut masuk, proses selanjutnya
adalah penyelidikan. Seorang detektif menangani kasus tersebut. Namun, respon
yang ditunjukkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Terdapat keraguan yang
ditampilkan oleh detektif tersebut atas laporan yang masuk, karena tersangka
dari pemerkosaan tersebut adalah Lee Joong-Ho (Joon-kyung Kim), seorang
asisten perawat yang berumur 29 tahun.
Laporan yang
disampaikan tidak berjalan baik, meskipun Hyo-Jeong memiliki bukti atas
perkosaan tersebut. Namun, dengan umurnya yang 69 tahun dan beberapa ingatan
yang sulit untuk divalidasi, polisi menduga bahwa Hyo Jeong mengalami Dementia.
Selebih lagi Lee Joong-Ho yang mengatakan bahwa tidak ada paksaan dalam
hubungan sex yang terjadi antara keduanya.
Lee Joong Ho dalam proses interograsi |
Melihat hal
tersebut, Dong-In mencoba untuk ikut campur dengan mendatangi Lee Joong-Ho dan
memintanya untuk mengaku. Permintaan secara baik - baik agar Lee Joong Ho
mengaku tidak menemukan hasil. Dong In mencoba untuk mendatangi keluarga Joong
Ho dengan membawa surat yang berisikan pernyataan kesalahan yang dilakukan
Joong Ho. Namun dalam perjalanannya Dong-In mengalami kecelakaan.
Menyadari
bahwa tidak ada titik terang dalam kasusnya, saksi yang menghilang, dan
kejadian yang menimpa Dong-In, Hyo-Jeong memutuskan untuk menyerah dan pergi
dari kehidupan Dong-In. Hyo Jeong memutuskan untuk tinggal dan kembali ke
pasien lamanya yaitu seorang pria tua ayah dari pemilik kedai.
Dalam kasus perkosaan yang terjadi seringkali yang
disalahkan adalah korbannya. Dari pakaian yang digunakan, cara bersikap, dll.
Padahal dari hasil hingga Januari 2023 di Indonesia terdapat 1.515 kasus
kekerasan yang didalamnya juga termasuk perkosaan dan 1.381 orang adalah
wanita. Kasus tersebut bisa terjadi dari umur 0 hingga diatas 60 tahun. Dimana
diatas 60 tahun terdapat 0.6% atau 8 orang. Sehingga tidak menutup kemungkinan
kasus tersebut bisa terjadi.
Hanya saja pandangan skeptis sering diberikan
kepada korban terutama yang di atas 60 tahun, dimana dalam kasus ini detektif
menganggap remeh dan tidak terlalu mempercayai korban. Terdapat bias dan
keraguan mengenai motif seorang pemuda yang memperkosa wanita tua. Sebuah
statement yang dapat dikutip dalam film ini saat Hyo-Jeong di datangi oleh
Detektif untuk melakukan cross examination atas kasusnya.
"Jika korban seorang wanita muda, apakah dia
akan ditahan sekarang?"
Kejadian ini cukup miris dan sering terjadi di masyarakat.
Banyak kasus yang akhirnya tidak memberikan rasa adil pada korbannya. Berbeda
dengan kejadian nyata yang menjadi inspirasi film ini dimana korbannya
memutuskan melakukan bunuh diri, pada film ini ditunjukkan Hyo-Jeong melakukan
pembalasan dendamnya secara elegan dan berani untuk menceritakan kisahnya
keseluruh penjuru negeri melalui sebuah selebaran yang dicetaknya sendiri.
Pentingnya peningkatan awareness pada masyarakat
dimana pentingnya mental seorang korban untuk dilindungi, bukan malah disudutkan
dan disalahkan. Hal ini disebabkan oleh tidak ada satupun di dunia ini yang
dengan rela untuk menjadi korban. Namun, tersangka pasti dengan penuh kesadaran
melakukan tindakan kriminal tersebut. Sehingga perlu bagi kita untuk melihat
dari sisi yang berbeda.
Mendapatkan penghargaan
Keberanian untuk mengangkat tema yang cukup
sensitif dan riskan diambil oleh Lim Sun-Ae. Eksekusi atas tema cerita tersebut
sangat baik. Meski tidak banyak dialog yang ditampilkan dalam film, suasanya
yang dibangun cukup membuat penonton memahami perasan dari Hyo-Jeong. Lim
Sun-Ae berhasil memberikan sudut pandang dalam mengubah persepsi orang terhadap
kasus yang serupa dan prejudice di masyarakat.
Ye Soo-Jung yang merupakan artis veteran yang
sudah bermain di beberapa film juga menunjukkan akting yang patut diacungi
jempol. Dirinya dapat menyampaikan gambaran karakter yang diperankannya tanpa
berlebihan. Soo-Jung dapat menyampaikan rasa marahnya, rasa tidak puasnya tanpa
harus memberikan ekspresi yang menggebu atau berlebihan. Meski dengan ekspresi
yang tenang dan perubahan ekspresi yang micro, perubahan emosi, trauma dan
sakit yang dirasakan dari tokohnya tetap tersampaikan dengan baik kepada
penonton.
Berdasarkan hal tersebut film ini mendapatkan
beberapa penghargaan antara lain Busan International Film Festival - 2019 (Sun-Ae
Lim, Winner of KNN Award) dan Women in Film Korea Festival - 2020 (Sun-Lim
sebagai sutradara terbaik dan Soo-Jung Ye sebagai aktris terbaik). Selain itu
juga masuk dalam beberapa nominasi di beberapa ajang penghargaan lainnya.
Meskipun demikian, masih terdapat beberapa celah
dari film tersebut. Salah satunya, terdapat beberapa hal yang masih menjadi
misteri seperti apa hubungan sebenarnya antara Hyo-Jeong dan Dong-In sehingga
membuat anak Dong-In memiliki rasa tidak suka pada Hyo-Jeong dan membuat
dirinya memanggil Hyo-Jeong dengan sebutan "wanita itu". Bahkan
alasan mereka berdua tinggal bersama pun masih menjadi misteri. Apa hubungan
Hyo-Jeong, Dong-In, dan pasien yang dirawatnya saat dirinya melarikan diri,
mengapa Dong-In seperti tidak menyukai orang tersebut? Hal ini masih belum
mendapatkan kejelasan sepanjang cerita.
Selain itu, Hyo-Jeong diceritakan memiliki seorang
anak perempuan yang tidak diketahui keberadaaannya yang diungkap
ditengah-tengah cerita. Awalnya saya bingung kenapa hal itu diungkapkan dan apa
hubungannya dengan kasus yang sedang terjadi. Namun ternyata hal tersebut
memiliki pesan tersirat dimana sebelumnya Hyo-Jeong selalu mencoba lari dari
masalah salah satunya mungkin tentang anaknya tersebut, tetapi saat ini
Hyo-Jeong mencoba untuk menyelesaikan masalahnya.
Meski demikian, tema dari film ini cukup menarik
untuk ditonton karena merupakan hal yang cukup sensitif dan jarang menjadi
perhatian di masyarakat. Sehingga saya memberikan nilai 8 dari 10 untuk
keseluruhan tampilan dari film ini. Saya amat menyarankan agar film ini dapat
dijadikan sebuah pelajaran dan peningkatan kepedulian kita terhadap orang -
orang yang menjadi korban dari perkosaan.
============
(Aluna(
0 Komentar