The Last Women Standing | 2015 | 1h 36m
Genre : Romance| Negara: China, Hongkong
Director: Luo Luo | Writers: Luo Luo
Pemeran: Shu Qi, Eddie
Peng, Hong Pan, dll
IMDB : 5.2/10
My Rate : 8/10
Ruxi, seorang wanita karir berumur 30
tahunan, terus mendapatkan tekanan dari lingkungan dan Ibunya untuk segera
menikah agar tidak sendiri di masa tuanya.
Sinopsis
Ruxi (Shu Qi) adalah seorang wanita
karir yang sukses dalam karirnya. Namun, karena umurnya yang telah memasuki 30
tahun, dirinya terus mendapatkan tekanan dari lingkungan dan Ibunya (Hong Pan)
untuk segera menikah. Apalagi banyak anak - anak dari teman ibunya yang telah
menikah.
Ruxi di sebuah acara pernikahan |
Ruxi dan Ibunya menghadiri sebuah acara
pernikahan. Alih - alih menikmati acara tersebut, Ruxi harus mau tidak mau
mendengarkan percakapan Ibu dan teman Ibunya mengenai dirinya yang belum juga
menikah. Hal itu membuat Ruxi sedikit kesal dan akhirnya memilih untuk pergi
meninggalkan acara tersebut dan meninggalkan ibunya sendirian.
Ruxi bukan tidak mau menikah, dirinya
sangat ingin memiliki pasangan yang mencintai dan dicintainya. Bagi Ruxi sebuah
pernikahan harus didasarkan pada cinta. Dirinya selalu berharap untuk dapat
bertemu dengan orang tersebut. Selain itu, dirinya juga selalu bertanya - tanya
dimana keberadaan belahan jiwanya.
Pangeran berkuda putih
Ibunya mengatur sebuah kencan buta
untuknya dan itupun tanpa sepengetahuannya. Saat itu, Ruxi mengantarkan ibunya
ke rumah sakit untuk check up rutin. Ternyata Ibunya telah menyusun rencana
untuk menjodohkan Ruxi dengan salah satu dokter terkenal di rumah sakit
tersebut, yaitu Dr. Bai (Xing Jiadong).
Di lain waktu, Ruxi mengalami sebuah
pertemuan tidak terduga dengan seorang pegawai baru di kantornya, Masai (Eddie Peng). Ma Sai saat itu baru mulai bekerja sebagai asisten Ny. Wang, Bos Ruxi.
Ruxi pernah melihat fotonya saat sedang meng-copy lamaran pekerjaannya.
Ma Sai bertemu dengan Ruxi |
Ma Sai masuk dalam kategori pria yang
tampan. Saat itu di kantornya banyak orang yang mengidolakannya dan mencoba
untuk dekat dengannya. Ma Sai memiliki umur yang lebih muda dari pada Ruxi
sekitar 5 tahun perbedaannya. Meskipun Ruxi mulai memiliki rasa suka terhadap
Ma Sai, tetapi dirinya belum berani mengungkapkannya karena pertimbangan
selisih umur mereka.
Ibu Ruxi terus mendesaknya untuk menikah
dan sangat ingin Ruxi bisa bersama dengan Dr. Bai. Padahal Dr. Bai memiliki
umur yang jauh lebih tua 15 tahun dari Ruxi. Ibunya selalu khawatir Ruxi akan
kesulitan mendapatkan pasangan karena umurnya yang terus bertambah. Sedangkan
Ibunya tidak ingin Ruxi menjadi sendiri di masa tuanya.
Ibunya dan Ruxi berdebat di dalam mobil
Percakapan yang terjadi menjadi sebuah
perdebatan. Perdebatan makin sengit akhirnya menjadi sebuah pertengkaran antara
Ibunya dan Ruxi. Ibunya sampai mengatakan kecewa memiliki anak seperti Ruxi.
Ruxi pun merasa terluka dan memilih untuk menenangkan dirinya dengan tidak
berkunjung ke rumah orang tuanya. Namun, takdir berkata lain.
Malam itu, Ruxi yang sedang pusing
bekerja hingga larut di kantor. Saat pulang, Ruxi bertemu dengan Ma Sai dan
menawarkan untuk mengantar Ma Sai pulang dengan mobilnya. Rumah Ma Sai ternyata berada dekat dengan rumah
orang tua Ruxi. Ruxi tidak sengaja melihat ibunya dibawa oleh ambulan dan
didampingi ayahnya. Dengan panik dirinya mengejar ambulan tersebut.
Selama di Rumah Sakit, Ma Sai terus
mendampingi Ruxi dan mencoba untuk menenangkannya. Namun, Ruxi menangis dan
menumpahkan semua rasa bersalahnya di hadapan Ma Sai. Di rumah sakit ini pula
Ma Sai bertemu dengan Dr. Bai yang saat itu mulai mendekati Ruxi. Dr. Bai
mencoba untuk menunjukkan ketertarikannya pada perjodohan tersebut.
Ruxi masih belum tertarik untuk
melanjutkan perjodohan dengan Dr. Bai. Meskipun dirinya juga tidak menunjukkan
penolakan untuk mencoba mengenal satu sama lain. Saat itu Ny. Wang, teman yang
juga boss nya dikantor akan melakukan pernikahan dengan pasangan yang
dicintainya. Namun, ternyata pasangannya tersebut melakukan hal yang amat tidak
dapat dimaafkan. Akhirnya Ny. Wang membatalkan pernikahan tersebut. Hal ini
membuat Ruxi makin tidak yakin dengan keberadaan belahan jiwa.
Di sisi lain, hubungan Ruxi dan Ma Sai
makin dekat. Apalagi setelah mereka melakukan perjalanan dinas bersama. Namun,
Dr. Bai juga makin gencar untuk mendekati Ruxi. Apakah Ruxi akan bertahan
dengan cintanya atau menyerah dengan keadaan?
Ulasan
The Last Women Standing adalah film yang
diadaptasi dari sebuah novel dengan judul yang sama karangan Luo Luo. Luo Luo
juga melakukan debut perdananya sebagai seorang direktor melalui film ini.
Topik yang diambil sebagai tema dari film ini cukup menarik, yaitu sebuah
pernikahan. Dimana pada masyarakat adalah hal yang sering kita temui saat
seseorang mencapai umur tertentu akan banyak orang yang memaksa mereka untuk
segera menikah.
Menurut saya topik ini merupakan ide
yang bagus. Banyak sekali di masyarakat pandangan miring saat seorang wanita
belum juga menikah di umur tertentu. Bahkan terkadang jika telah memasuki umur
20 tahun ke atas, banyak sekali omongan yang akan kita dengar. Padahal menikah
bukan hal yang patut dijadikan perlombaan atau diputuskan secara terburu -
buru.
Tokoh Ruxi menjadi sebuah cerminan yang
mungkin mewakili wanita di luar sana yang menanti sebuah cinta sejati untuk
akhirnya memutuskan menikah. Pasangan kita akan menjadi seorang yang hidup
bersama kita hingga akhir hayat. Sehingga memang harus diputuskan dengan matang
- matang, jangan sampai terjadi penyesalan dalam diri kita.
Akting dari para pemainnya cukup baik,
ekspresi yang ditunjukkan juga tidak berlebihan sesuai dengan kebutuhan.
Penonton dapat masuk ke dalam cerita dan merasakan apa yang dirasakan dari para
tokohnya. Suara dan teknik pengambilan gambar juga mendukung terciptanya sebuah
adegan dan penyampaian cerita yang bagus.
Dr. Bai mengantar Ruxi pulang |
Namun, saya rasa karakter dari tokoh Ma Sai kurang kuat. Sebagai seorang wanita sukses seperti Ruxi, saya tidak melihat tokoh Ma Sai memiliki suatu kelebihan yang dapat membuat Ruxi jatuh cinta. Malah banyak adegan yang saya pikir membuat Ruxi kehilangan minat. Dibandingkan dengan Dr. Bai yang amat sukses, tokoh Ma Sai terlihat amat lemah.
Seharusnya tokoh Ma Sai dapat diperkuat
misalkan dengan tampilan yang lebih kharismatik atau ditunjukkan bahwa dirinya
amat pintar di bidangnya. Sehingga tokoh tersebut dapat terlihat dengan jelas.
Penonton pun dapat dengan yakin dan mengakui bahwa tokoh tersebut memang layak
untuk berkompetisi dengan Dr. Bai dalam memperebutkan hati Ruxi.
Film ini juga menyajikan beberapa
konflik yang membuat film lebih menarik, tetapi finishing dari tiap konfliknya
juga kurang memberikan kesan kepada penonton. Masih banyak hal yang dapat di
optimalkan kembali dari film ini. Secara keseluruhan, film ini tetap saya
rekomendasikan ditonton sebagai tontonan romance yang ringan. Terutama yang
mungkin memiliki kisah yang hampir sama.
Pelajaran yang dapat kita ambil dari
film ini, jangan sampai pernikahan dilakukan karena sebuah paksaan. Sebab
pernikahan adalah sebuah perjalanan panjang yang pastinya kamu sendiri yang
akan melewatinya. Tidak akan ada orang lain yang membantumu melewati perjalanan
tersebut. Sehingga kamu harus dengan baik dan mata terbuka memilih orang yang
akan kamu jadikan teman perjalanan kamu. Pilihlah dengan baik dan pintar.
(aluna)
0 Komentar