Ziarah | 2016 | 1h 27m
Genre : Drama | Negara: Indonesia
Director: B.W. Purba Negara | Writers:
B.W. Purba Negara
Pemeran: Ponco Sutiyem, Rukman
Rosadi, Ledjar Subroto, dll
IMDB : 8.3/10
My Rate : 10/10
Mbah Sri melakukan perjalanan mencari makam suaminya yang
telah menghilang sejak jaman perang dengan harapan untuk dapat bersama di akhir
hayatnya.
Sinopsis
Mbah Sri, seorang wanita tua berumur 95 tahun kehilangan
suaminya, Pawiro Sahid, yang saat itu pamit untuk berperang. Hingga saat ini
dirinya tidak pernah mengetahui kabar dari suaminya. Dirinya sangat ingin
mengetahui keberadaan makam suaminya. Mbah Sri berharap dapat dimakamkan di
sebelah makam suaminya saat dirinya meninggal.
Prapto (Rukman Rosadi) yang merupakan cucu dari Mbah Sri
berencana untuk menikah dengan calon istrinya. Namun, dirinya belum bisa
berkunjung ke keluarga calonnya karena Mbah Sri menghilang. Mbah Sri pergi
tanpa pamit untuk mencari makam suaminya. Awalnya Mbah Sri percaya bahwa makam
suaminya berada di taman makam pahlawan. Namun, dirinya mendengar informasi
lain mengenai keberadaan makam tersebut.
Perjalanan Mencari Makam
Mbah Sri pergi sendiri dengan hanya membawa tas kecil untuk
mengunjungi Mbah Rejo. Kabarnya Mbah Rejo mengetahui dimana lokasi suaminya di
tembak oleh Belanda. Mbah Sri saat itu tidak sengaja bertemu dengan Mbah Rejo
di taman makam pahlawan. Mbah Rejo memberitahu kepada Mbah Sri cerita mengenai
suaminya. Hal ini yang membuat Mbah Sri akhirnya ingin mencari kembali makam
suaminya.
Mbah Sri yang pergi mencari makam suaminya |
Berdasarkan informasi dari Mbah Rejo, suaminya mengira Mbah
Sri mati tertembak Belanda. Namun, ternyata dirinya selamat karena bersembunyi
di lubang di dalam rumahnya. Prapto mencoba menyusul Mbah Sri dengan mendatangi
rumah Mbah Rejo. Saat dirinya sampai ternyata Mbah Rejo baru saja meninggal
dunia dan Mbah Sri sudah tidak ada disana.
Berdasarkan informasi dari cucunya Mbah Rejo, Mbah Rejo
bercerita bahwa rekannya telah ditembak oleh Belanda dan dikuburkan di lokasi
tempat penembakan. Meski tidak terlalu mengetahui dengan pasti siapa rekannya
tersebut. Namun, Prapto percaya yang diceritakannya adalah Parwiro.
Prapto yang berkeliling mencari keberadaan Mbah Sri |
Mbah Sri ternyata melanjutkan perjalannya dengan mencari
informasi ke rekan lainnya. Mereka mendapatkan informasi bahwa makam tersebut
berada di Alas Pucung. Mbah Sri meneruskan untuk pergi ke alas Pucung, begitu
juga Prapto yang mencoba untuk mencari dan menyusul Mbah Sri.
Apakah makam tersebut akan ditemukan?
Ulasan
Film Ziarah adalah sebuah film fiksi dimana karakter yang ada
di dalamnya hanyalah fiksi belaka. Selama 2 tahun B.W. Purba Negara penulis
skenario plus direktor film ini menulis naskah skenario tersebut. Meski
karakter tokohnya fiksi, tetapi ceritanya juga terinspirasi dari kisah nyata.
Pengambilan gambar tidak hanya dilakukan di satu tempat. Mbah
Ponco sebagai pemeran utama melakukan pengambilan gambar di beberapa lokasi
seperti Desa Kampung di Padukuhan Jurangjero, Gunung Gambar, serta lokasi di
luar jawa. Totalitas akting dari para pemainnya patut diacungi jempol, karena
medan pengambilan gambar yang memang tidak mudah. Sosok Mbah Ponco sendiri telah
meninggal dunia pada 5 Januari 2022 pada umur 105 tahun dan dimakamkan di
Gunung Kidul, Yogyakarta.
Meski pun film ini bersifat fiksi, tetapi penyajian film
seperti bentuk dokumenter yang akhirnya membawa penonton untuk terhanyut di
dalam cerita tersebut. Tidak hanya berfokus dengan perjalanan Mbah Sri mencari
makam, tetapi dari perjalanan itu penonton juga mendapatkan beberapa cerita
tambahan. Cerita yang disampaikan oleh para rekan Mbah Parwiro mengenai suasana
saat mereka berperang.
Pemilihan lagu yang menjadi soundtrack dari film ini juga
cukup baik. Suasana misterius telah terasa sejak awal menonton film ini.
Persatuan antara suara yang ada di lokasi dengan musik latar belakang
menyajikan suatu suasana yang menggugah hati para penontonnya.
Untuk ending dari cerita ini sangat mengejutkan dan tidak
dapat diduga oleh penonton. Membuat cerita film ini memang pantas mendapatkan
beberapa penghargaan. Sebab selain cerita yang baik, tetapi juga bisa memainkan
emosi dari penonton.
Hal yang kurang dari film ini adalah dimana cerita memang
secara intinya telah terselesaikan dengan baik, hanya saja ada cerita pendukung
yang tidak ada endingnya. Tidak ada kejelasan mengenai kelanjutan dari cerita
pendukung tersebut. Penonton diminta untuk menerka - nerka kejadian
selanjutnya.
Selain itu, yang mungkin tidak masuk logika meski pun mungkin
bisa terjadi, saat seorang mbah yang berumur 95 tahun masih gagah untuk
berjalan kaki jauh dengan medan tempuh yang tidak mudah. Bahkan cucunya saja saat
mengejar dan mencari keberadaan Mbah Sri, terlihat cukup kelelahan. Namun, Mbah
Sri tidak terlihat peluh setetespun. Bahkan dirinya tidak membawa minuman
selama perjalanan.
Mungkin jika detail tersebut dapat diperlihatkan, penonton
akan lebih dapat memahami betapa sulitnya perjalanan Mbah Sri dalam pencarian
tersebut. Bukan hanya tiba - tiba sampai di tempat yang dituju. Selain itu,
banyak orang - orang yang mereka temui bahkan tidak dijelaskan mereka siapa dan
bagaimana mereka bisa bertemu orang tersebut.
Pelajaran yang dapat kita ambil dari film ini adalah
bagaimana cinta seorang Mbah Sri yang amat besar. Mbah Sri rela untuk berjalan
begitu jauh hanya demi mendapatkan informasi mengenai keberadaan makam
suaminya. Tujuannya hanya sederhana, agar dirinya bisa memberitahukan makam
tersebut kepada cucunya dan Mbah Sri dapat dimakamkan di sebelah makam
suaminya.
(aluna)
0 Komentar