Anonymous Noise (Original
Title: Fukumen-kei Noise)| 2017 | 1h 56m
Genre : Comedy, Drama, Music| Negara: Japanese
Director: Kôichirô Miki | Writers: Ryôko Fukuyama,
Rie Yokota
Pemeran: Ayami Nakajô, Jun
Shison, Yuta Koseki, dll
IMDB : 6.4/10
My Rate : 8/10
Nino Arisugawa memutuskan untuk terus bernyanyi demi
mewujudkan impiannya untuk bertemu kembali dengan seseorang yang amat penting
baginya di masa kecil.
Sinopsis
Nino dan Momo adalah teman masa kecil dan tinggal di rumah
yang bersebelahan. Mereka amat dekat dan memiliki perasaan satu sama lain. Momo
mengatakan bahwa jika suatu saat mereka berpisah, maka nyanyian Nino akan
membawa mereka untuk bertemu kembali.
Hari perpisahan tersebut akhirnya datang. Momo harus pindah
mengikuti orang tuanya. Momo harus pergi tanpa mengucapkan salam perpisahan
kepada Nino. Nino yang saat itu baru mengetahuinya, terlihat sangat sedih dan
tidak rela berpisah dengan Momo. Sejak saat itu, Nino menjadi seorang yang
sangat gampang mengalami serangan kepanikan yang membuat dirinya merasa sesak
di dadanya.
Pertemuan kembali
Waktu terus berlalu, Nino (Ayami Nakajo) tumbuh menjadi
seorang remaja yang cantik tetapi dirinya harus menggunakan masker agar pernapasannya
tidak terganggu. Saat itu dirinya menjadi seorang siswa tahun pertama di
SMAnya. Di SMA itulah dirinya bertemu kembali dengan Yuzu (Jun Shison).
Yuzu memiliki sebuah band yang dinamainya In No Hurry to
Shout yang terdiri dari 4 orang yaitu, Yuzu, Kuro, Haruyoshi, dan vokalis
mereka Mio. Band tersebut biasa tampil dengan menyembunyikan identitas mereka.
Mereka menggunakan topeng yang membuat band ini memiliki kesan yang misterius.
Yuzu adalah satu - satunya penulis lagu untuk band tersebut.
Namun, ide untuk menulis sebuah lagu tidak dengan mudah muncul di kepala Yuzu.
Yuzu masih terperangkap pada masa lalunya, dimana pertama kali dia bertemu
dengan Nino. Yuzu memberi nama panggilan khusus kepada Nino, yaitu Alice.
Saat sedang mencoba untuk menulis lagu dengan memainkan
melodi yang dibuatnya, tiba - tiba Nino muncul dan menyanyikan lagu tersebut.
Melodi tersebut adalah melodi yang dibuat oleh Yuzu saat pertama kali bertemu
dengan Nino di sebuah pantai. Saat pertama mereka bertemu dan mendengarkan Nino
menyanyikan melodi tersebut, Yuzu langsung jatuh cinta dengan suara Nino.
Semenjak kepergian Momo, Nino tidak sengaja bertemu dengan
Yuzu di pantai. Yuzu mengatakan kepada Nino jika dirinya mengalami sesak nafas,
Nino dapat menyanyikan lagu buatannya. Sejak saat itu, Nino selalu menyanyikan
lagu tersebut. Yuzu juga mengetahui bagaimana perasaan Nino kepada Momo dan
tujuan Nino tetap bernyanyi.
Nino yang bertemu Kembali dengan Yuzu |
Sehingga saat mereka bertemu kembali, hal pertama yang
ditanyakan oleh Yuzu adalah apakah Nino telah bertemu dengan Momo? Yuzu yang
telah bertemu dengan sumber inspirasinya, langsung menjadi lancar untuk membuat
lagu. Namun, hal ini ternyata tidak membawa dampak baik pada bandnya. Mio yang
mengetahui bahwa sosok Alice telah muncul merasa cemburu dan memilih keluar
dari grup tersebut.
Nino tidak sengaja melihat audisi penyanyi yang diadakan oleh Momo (Yuta Koseki). Ternyata Momo telah menjadi seorang composer yang terkenal. Nino akhirnya memutuskan untuk ikut dalam audisi tersebut demi dapat bertemu dengan Momo. Namun, Momo saat mendengar rekaman seleksi awal, meminta agar Nino tidak dimasukkan ke dalam daftar peserta. Meski demikian, Ibu Momo tetap memasukkan Nino ke dalam daftar peserta. Pertemuan tidak terduga akhirnya terjadi.
Bagaimana selanjutnya hubungan antara Nino dan Yuzu, apakah
Nino akan kembali bersama Momo?
Ulasan
Film ini adalah bentuk Live action dari sebuah manga series
yang berjudul Fukumenkei Noizu karya Ryoko Fukuyama. Namun saya belum pernah
membaca atau melihat manga tersebut. Sehingga semua ulasan murni dilakukan
hanya dari film ini saja tanpa membandingkan dengan manga.
Dari segi cerita, ide yang diambil cukup menarik dan
sepertinya belum banyak yang menggunakan ide cerita tersebut. Pondasi dan latar
belakang cerita juga dijabarkan dengan amat baik, sehingga penonton dapat masuk
ke dalam cerita. Konsistensi dari cerita juga cukup baik dan terlihat benang
merah dari cerita tersebut.
Akting dari para pemainnya cukup baik. Ayami Nakao sebagai
tokoh utama bahkan melakukan vokal training demi bisa memberikan kualitas
akting yang maksimal. Meskipun menurut saya dari segi ekspresi para tokoh masih
kurang bisa memperlihatkan dengan baik dan sedikit terlihat kaku. Namun, film
ini masih dapat dinikmati dengan cukup baik.
Soundtrack dan musik yang digunakan dalam film ini cukup
baik, tetapi menurut saya untuk lagu klimaksnya agak kurang, harusnya dapat
dipilihkan lagu dengan tempo yang lebih cepat. Sebagai penutup atau closing
dari film ini, musik dengan tempo cepat menurut saya lebih cocok karena dapat
menunjukkan klimaks dari perasaan masing - masing tokohnya. Namun secara
keseluruhan musik dan lagu yang digunakan melekat dan cocok untuk dimasukkan
dalam playlist musik yang di dengarkan sehari - hari.
Penampilan In No Hurry to Shout dengan vokalis Nino |
Berdasarkan keseluruhan kombinasi elemen yang mendukung film
ini, menurut saya film ini menjadi salah satu film yang mungkin akan saya
tonton kembali. Terutama saat mereka melakukan aksi di atas panggung sebagai
sebuah band. Penampilan tersebut amat menarik dan berkesan.
Beberapa pelajaran yang dapat kita ambil dari film ini adalah
kadang kala kita terjebak dalam kenangan masa lalu. Kebahagiaan dan janji di
masa lalu yang mungkin kita buat. Namun, setiap manusia dengan bertambahnya
waktu pasti akan mengalami perubahan. Lingkungan dan kejadian - kejadian akan
menempa dirinya menjadi seorang yang berbeda, melihat dunia dengan cara yang
berbeda.
Janganlah terlalu lama terjebak pada masa lalu. Kita tidak
boleh meletakkan harap kepada orang lain untuk dapat memiliki pemikiran yang
sama dengan kita. Cobalah untuk membuka hati dan fikiran kita agar kita dapat
menjadi seorang yang lebih baik. Lihatlah sekitar dan buatlah tujuan baru untuk
dirimu capai.
(aluna)
0 Komentar