The Anthem of the Heart (Original Title: Kokoro ga sakebitagatterunda) | 2017 | 1h 59m
Genre :
Drama, Family| Negara: Japanese
Director
: Naoto Kumazawa| Writers: Yukiko Manabe, Mari Okada
Pemeran: Anna Ishii, Kento Nakajima, Kyôko Yoshine,
dll
IMDB :
6/10
My Rate : 10/10
Jun
Naruse yang kehilangan kemampuannya bicara karena sebuah trauma bertemu dengan
Takumi Sakagami yang membuat Jun mulai memberanikan diri mengeluarkan suaranya.
Sinopsis
Jun
Naruse (Kyoko Yoshine) seorang anak yang amat ceria dan senang berbicara. Dalam
sebuah festival, ayah Naruse memberikannya sebuah telur dan mengatakan jika
dirinya terus berbicara maka dewa telur akan mengambil suaranya. Jun amat suka
dengan kisah putri dan istana, dirinya berharap suatu saat akan bisa pergi ke
istana.
Terdapat
sebuah tempat di dekat dirinya tinggal yang berbentuk seperti istana. Saat Jun
pergi kesana, dirinya melihat ayahnya keluar dari tempat tersebut bersama
dengan wanita lain. Jun yang masih polos memberitahukan hal tersebut kepada
ibunya.
Jun Kecil |
Setelah
kejadian tersebut, Ayah dan Ibu Jun memutuskan untuk bercerai. Ayah Jun
menyalahkan Jun atas hal yang terjadi karena dirinya terlalu cerewet dan banyak
bicara. Sejak saat itu, setiap Jun berbicara maka perutnya akan terasa sakit.
Jun percaya bahwa hal tersebut adalah kutukan dari dewa telur.
Munculnya
seorang pangeran
Jun menjadi anak yang pendiam dan tidak ada teman di sekolahnya. Suatu ketika, kelas mereka akan menjadi perwakilan dalam Progra Penjangkauan. Jun ditunjuk untuk menjadi salah satu panitia pengurusnya bersama dengan Takumi Sakagami (Kento Nakajima), Natsuki Nito (Anna Ishii), dan Daiki Tasaki (Kanichiro). Meski demikian mereka semua menolak hal tersebut.
Kiri ke kanan. Nito, Jun, Sakagami, dan Tasaki |
Sakagami
adalah seorang anggota klub musik yang pemalu dan tidak pernah mengutarakan
pendapatnya. Nito adalah seorang pemandu sorak yang amat terkenal dan pernah
menjadi pacar Sakagami saat SMP. Sedangkan Tasaki adalah seorang pemain
baseball yang sedang mengalami cidera lengan. Mereka memiliki masalahnya masing
- masing sehingga keberatan untuk menjadi panita dalam kegiatan tersebut.
Saat Jun
ingin menyampaikan pernyataan penolakannya kepada gurunya, dirinya tidak
sengaja melihat Sakagami yang sedang bernyanyi. Jun terpesona dengan nyanyian
dari Jun. Dirinya merasa telah menemukan pangerannya.
Guru
mereka memutarkan sebuah lagu dan mengatakan melalui lagu mereka dapat
mengungkapkan perasaan yang tidak bisa disampaikan melalui percakapan. Sakagami setuju dengan pernyataan tersebut.
Jun yang mendengarnya menjadi amat senang.
Guru
mereka mengusulkan untuk melakukan pertunjukan musikal untuk acara yang akan
mereka lakukan. Sakagami melihat perubahan ekspresi pada wajah Jun dan merasa
bahwa Jun sangat ingin melakukan musikal. Sakagami akhirnya mengetahui bahwa
Jun tidak dapat berbicara karena akan menyebabkan perutnya sakit dan Jun
berharap dapat mencoba untuk mengutarakan pendapatnya dengan nyanyian.
Sakagami tersentuh dengan keinginan Jun dan mulai menjadi dekat dengan berkirim
pesan satu sama lain untuk berkomunikasi. Akankah Jun berhasil mengungkapkan
perasaannya melalui nyanyian?
Ulasan
Film The
Anthem of The Heart ini merupakan versi live action dari sebuah anime berjudul
sama yang tayang pada tahun 2015. Meski demikian, ulasan ini hanya berdasarkan
yang ada pada film ini dan tidak ada perbandingan dengan versi anime. Ide
cerita yang diangkat dalam film ini amat baik dan sangat relevan dengan
kehidupan di masyarakat. Mungkin tidak banyak orang menyadari hal ini banyak
terjadi di sekitar kita.
Tokoh
dalam memiliki trauma yang di alaminya di masa kecil yang akhirnya mempengaruhi
kesehatan mentalnya secara tidak sadar. Jun yang amat ceria, berubah menjadi
seorang pendiam saat orang tuanya menyalahkan dirinya atas perceraian yang
terjadi. Jun merasa bahwa ucapannya lah yang menjadi penyebab perceraian
tersebut.
Takumi
juga mengalami hal serupa dimana dirinya berhenti bermain piano setelah orang
tuanya berpisah. Takumi merasa bahwa ucapannya yang mengatakan akan meneruskan
bermain piano menjadi pemicu pertengkaran kedua orang tuanya. Persamaan
perasaan yang mereka rasakan membuat tokoh Jun dan Takumi menjadi dekat.
Akting
dari para pemain menurut saya cukup baik dan tidak terlalu berlebihan. Amat
sulit untuk memerankan seseorang yang tidak banyak bicara tetapi pesan dalam
film tersampaikan. Jalan cerita juga bisa dengan mudah untuk dipahami dan
dinikmati. Pemilihan lagu juga menurut saya cukup menarik.
Film ini
secara keseluruhan layak untuk ditonton dan memungkinkan bagi saya untuk
menontonnya berulang kali. Meski endingnya cukup plotwist dan tidak seperti
bayangan saya, tetapi pesan utama dari film ini tersampaikan dengan baik. Saya
rasa bisa dikatakan Happy Ending untuk tokoh utama dan tokoh lainnya dalam film
ini.
Pelajaran
yang dapat kita ambil dalam film ini adalah bagaimana kekuatan perkataan itu
bisa mempengaruhi hidup orang lain. Sehingga sebagai seorang manusia, sebaiknya
memikirkan terlebih dahulu kata - kata yang akan dilontarkan sebelum akhirnya
menjadi sebuah penyesalan. Sebuah kata yang terlontar dari mulut kita tidak
akan bisa ditarik kembali. Maka bijaklah dalam berujar atau bercakap dengan
orang di sekitar kita.
(aluna)
0 Komentar