Waiting For Spring (Original
title: We Hope for a Blooming) | 2018 | 1h 49m
Genre : Family, Sport| Negara: Japan
Director: Yûichirô Hirakawa | Writers:
Satoko Okazaki
Pemeran: Tao Tsuchiya,
Takumi Kitamura, Yuta Koseki, dll
IMDB : 6.1/10
Tomatometer : -%
My Rate : 10/10
Mitsuki, seorang gadis pemalu di sekolahnya bertemu dengan Towa, seorang pemain basket yang menjadi idola semua gadis dan hal tersebut mengubah hidupnya.
Sinopsis
Mitsuki (Tao Tsuchiya)
berharap untuk bisa mendapatkan banyak teman saat masuk SMA. Namun, kenyataan
berbeda, dengan sifat Mitsuki yang pemalu, dirinya tidak memiliki keberanian
untuk mengajak berteman. Terlebih dirinya sekolah di SMA yang jauh dari
tempatnya tinggal membuat tidak banyak orang yang mengenalnya.
Ryuji, Kyosuke, Towa, dan Rui |
Saat pulang sekolah,
Mitsuki tidak sengaja melihat pertandingan basket di sekolahnya. Terdapat empat
pemain yang menjadi idola dari para siswi sekolah tersebut dan salah satunya
adalah Towa (Takumi Kitamura), teman sekelasnya. Sebuah kesalahpahaman membuat
Mitsuki harus berurusan dengan mereka.
Sebuah pertemanan
Mitsuki yang bekerja paruh
waktu di sebuah café, tiba - tiba dipanggil oleh Rui, salah satu dari empat
pemain basket tersebut, yang mengatakan bahwa teman menyukai Mitsuki. Namun,
ternyata itu semua adalah kesalahpahaman, wanita yang dimaksud adalah rekan
kerja dari Mitsuki, Nanase. Hal ini membuat kesan yang diterima oleh Mitsuki
buruk terhadap mereka.
Mitsuki mencoba untuk
mengubur rasa takutnya dan mencoba mengajak Yamada pergi ke café yang sedang
terkenal. Meski tidak berjalan sesuai rencana, dirinya akhirnya mendapatkan
respon yang baik dari Yamada. Mitsuki dengan senangnya ingin memberitahukan hal
tersebut kepada Nanase, tetapi malah menemukan Towa dan teman - temannya di
café tempatnya bekerja.
Mitsuki awalnya tidak
ingin dekat dengan Towa dan teman-temannya karena kesan buruk saat pertama
bertemu. Namun ternyata mereka memiliki kepribadian yang baik. Meski muncul
beberapa masalah, hal tersebut membuat pertemanan mereka menjadi lebih dekat.
Mitsuki dan Towa bertemu dengan Aya |
Towa mengetahui bahwa
Mitsuki memiliki teman masa kecil bernama Aya, tetapi Mitsuki menganggap Aya
adalah seorang anak perempuan yang amat dikaguminya. Namun, takdir seakan
mempermainkan Mitsuki. Sebuah rahasia yang selama ini disimpan oleh Aya
terungkap dan membuat Mitsuki kebingungan.
Apa yang akan terjadi
selanjutnya?
Ulasan
Film Waiting for Spring merupakan
film yang diadaptasi dari sebuah manga series dengan judul "Harumatsu
Bokura" karya Anashin. Ide cerita yang disajikan cukup menarik dengan
menitikberatkan pada permasalahan Mitsuki yang memiliki kepercayaan diri rendah
dan trauma yang dirasakannya dari teman - temannya terdahulu. Hal itu membuat
Mitsuki kesulitan untuk mendapatkan teman baru.
Pertemuan tidak sengaja
membuat dirinya berkenalan dengan empat sekawan, pemain basket idola di
sekolahnya. Mitsuki menjadi dekat dengan mereka dan tidak sengaja juga
mempengaruhi kehidupannya. Garis besar cerita dalam film ini mengingatkan saya
pada tokoh Jun Naruse dalam Film The Anthem of The Heart. Jun memiliki trauma
yang membuat dirinya sulit untuk berteman, tetapi kehadiran Takumi mengubah
hidupnya.
Tokoh atau karakter utama
di dalam film ini digambarkan sebagai tokoh yang pintar bermain basket. Para
aktor yang memainkan tokoh tersebut benar - benar menunjukkan kemampuan mereka
dalam bermain basket yang saya rasa cukup baik. Hal ini dibuktikan dari beberapa
adegan yang mempertunjukkan pertandingan basket yang diikuti oleh para
pemainnya.
Adegan yang mengesankan
adalah saat Mitsuki berada di dalam aula sepak bola bersama dengan Towa. Saat
itu Mitsuki mengatakan bahwa guru mereka meminta Mitsuki untuk ikut dalam lomba
esai. Namun, Mitsuki memiliki trauma dan merasa tidak bisa ikut lomba tersebut.
Towa mencoba untuk
menyemangati Mitsuki dan memintanya ikut dalam lomba tersebut. Saat itulah
sebuah kalimat yang cukup berkesan diucapkan oleh Towa. Kalimat tersebut yang
akhirnya membuat Mitsuki berubah fikiran.
"Satu-satunya cara menemukan hal yang berarti bagimu, menurutku itu tergantung pada dirimu sendiri"
Waiting for Spring selain ceritanya yang menarik juga banyak menggunakan dialog
yang penuh makna. Terutama saat Mitsuki membacakan esai yang dibuatnya untuk
lomba esai. Isi dari esai tersebut amat dalam dan penuh makna. Dari sisi script
film ini bisa diancungi jempol.
Pemilihan pemain anak dan
dewasanya juga cukup baik. Kemiripan terlihat dari aktor anak dan dewasa.
Sehingga membuat tokohnya seperti benar - benar tumbuh.
Pesan dalam Film Waiting for Spring
"Kalau kamu tidak mengatakan segalanya, berarti dia bukan temanmu yang sebenarnya"
Mitsuki yang mengetahui
bahwa Yamada adalah fans dari Towa dan rekannya, mencoba menutupi kedekatannya
dengan mereka. Mitsuki khawatir Yamada akan menjauhinya, padahal Yamada adalah
teman yang berharga baginya. Namun, hal ini malah membuat Towa marah dan
menjauh.
Seorang yang dengan tulus menganggap kita teman akan menerima kebenaran yang
kita sampaikan dan mencoba memakluminya. Namun, jika mereka keberatan dengan
kebenaran tersebut dan menjauh, maka pertemanan tersebut bukanlah sebuah
pertemanan. Sebaiknya pertemanan adalah yang didasarkan pada ketulusan dan
kejujuran.
"Kita bisa jadi lebih kuat"
Tim basket Towa mengalami
kekalahan dan membuat teman - temannya merasa kecewa. Namun, Towa tidak ingin
patah semangat. Dirinya percaya bahwa mereka bisa menjadi lebih kuat. Hal ini
yang juga dikatakan Aya kepada Mitsuki, bahwa Mitsuki akan menjadi kuat saat
menemukan sesuatu yang disayangi.
Kecintaan kita terhadap
sesuatu akan membuat kita menjadi seorang yang tidak mudah menyerah. Kita akan
mencoba untuk meningkatkan kompetensi diri untuk mewujudkan harapan tersebut.
Towa yang amat mencintai basket membuat dirinya terus berjuang.
"Aku ingin berfikir dan merasa dari sudut pandang yang sama dengannya.
Saat mengetahui bahwa Aya
berbeda dengan yang selama ini dipikirkannya, Mitsuki menjadi kebingungan.
Mitsuki merasa bahwa selama ini dirinya terlalu egois dan hanya memikirkan
dirinya sendiri. Mitsuki berharap dirinya bisa menemukan sesuatu yang berharga
baginya dan bisa melihat dari sudut pandang yang sama dengan Aya dan teman -
teman lainnya.
Seringkali kita tidak
benar - benar paham mengenai pikiran orang lain, jika kita tidak pernah berada
di posisi mereka. Mungkin saja kita menganggap remeh suatu hal, padahal hal
tersebut merupakan hal yang berharga bagi orang lain. Saat kita memiliki
sesuatu yang kita anggap berharga. Maka kita akan lebih mengerti dan memahami
perasaan orang lain.
"Hingga waktu kamu berbalik padaku, aku akan selalu ada di sisimu"
Aya mencoba melepaskan
Mitsuki dan menerima semua keputusan Mitsuki. Namun, dirinya tetap menganggap
Mitsuki sebagai seorang yang berharga dan berjanji akan selalu ada untuknya.
Saat kita menganggap seseorang berharga, kita tidak akan pernah memaksakan
keinginan kita. Bahkan merelakan dan menghargai merupakan suatu hal yang harus
dilakukan.
Layak untuk ditonton atau tidak?
Banyak hal dan makna yang
dapat kita peroleh dari film ini. Sehingga saya rasa film ini 100% layak untuk
ditonton. Bahkan saya rasa cocok untuk masuk dalam kategori yang ditonton
ulang.
(Aluna)
0 Komentar