The
First Shot (Original title: 첫잔처럼 |
cheot-jan-cheo-reom)| 2019| 1h 41m
Genre : Drama | Negara: South Korea
Director: Paek
Seung-hwan (백승환) | Writers: Paek
Seung-hwan (백승환)
Pemeran:
Jo Dal-hwan, Woo
Hye-rim, Jung Young-ju, dll
IMDB:
-/10
Tomatometer : -%
My Rate : 10/10
Ho Yeon, seorang karyawan farmasi biasa, menyadari sebuah perubahan tiba-tiba terjadi dalam kehidupannya setelah mendapatkan hadiah sebuah dasi dari mantan atasannya di perusahaan tersebut yang membuat hidupnya menjadi lebih baik.
Peringatan:
Terdapat adegan minuman keras.
Sinopsis:
Lee Ho Yeon (Jo Dal Hwan), seorang
karyawan biasa di sebuah perusahaan farmasi. Meski hampir 10 tahun dirinya
bekerja, Ho Yeon tidak secemerlang teman - temannya. Dirinya cukup pemalu dan
tidak memiliki banyak teman. Sejak kecil dirinya amat berbakat dalam perkara
insting, Ho Yeon selalu tahu 'sesuatu yang bagus'. Namun, dirinya seperti hanya
menjadi 'pintu peluang' bagi orang di sekitarnya dan tidak benar-benar
mendapatkan peluang untuk kesuksesannya sendiri.
Suatu hari, mantan pimpinannya di
perusahaan yang juga orang yang amat berjasa baginya, memanggilnya untuk makan
malam. Mereka membicarakan banyak hal dan banyak nasehat yang disampaikan
pimpinan tersebut kepadanya. Saat mereka akan berpisah, pimpinan tersebut
memberikan dasi yang dikenakannya kepada Ho Yeon. Pria tersebut mengatakan
bahwa dasi adalah senjata utama bagi seorang pria.
Ho Yeon mengenakan dasi itu tiap hari.
Anehnya, dasi itu selalu berubah bentuk tiap harinya dan memberikan rasa
percaya diri di dalam dirinya. Ho Yeon terlihat lebih ceria, supel, dan
berwibawa. Orang - orang mulai menyadari keberadaanya, hal ini pula yang
membuat Ho Yeon mulai memiliki teman di kantornya. Sebuah perekrutan di dalam
perusahaan sedang dilakukan. Ho Yeon tidak begitu yakin apakah dirinya termasuk
dalam kandidat atau tidak.
Benarkah dasi tersebut memiliki sebuah
kekuatan untuk mengubah nasib?
Ulasan:
Film The First Shot atau Like The First
ini memiliki ide cerita yang sangat realistis dan sering terjadi di masyarakat.
Ide cerita tersebut sebenarnya sangat simple, tetapi bisa disajikan dengan
kesan mendalam. Penggunaan metafora berbentuk dasi yang dijadikan sebagai
simbol kekuatan seseorang merupakan ide yang cukup menarik.
Banyak di antara kita yang merasa
hidupnya selalu 'sial' karena tidak bisa mendapatkan peluang untuk meraih
kesuksesan. Padahal bukan berarti kita tidak mampu, hanya saja peluang tersebut
seakan terlepas dari genggaman kita. Cerita yang dibuka dengan adegan dimana Ho
Yeon kecil yang memesan sebuah ramen dan meminta untuk dimasak sesuai dengan
arahannya akhirnya membuat tempat ramen tersebut menjadi ramai. Pemilik
restoran menggunakan resepnya untuk menarik pelanggan. Alih - alih berterima
kasih kepada Ho Yeon, pemilik restoran malah mengabaikannya.
Hal ini terjadi berulang kali kepada Ho
Yeon. Ho Yeon memiliki segalanya seperti bakat, pengetahuan, dan insting yang
baik. Hanya saja, Ho Yeon tanpa sadar sering membagikannya kepada orang lain
sehingga membuat orang lain tersebut 'mengambil' peluang kesuksesan dari Ho
Yeon. Sejak saat itu, Ho Yeon mulai meredup dan seakan menyembunyikan kemampuan
dirinya.
Dasi tersebut menjadi sebuah simbol
dimana Ho Yeon mulai berani untuk menunjukkan kemampuannya dan berjuang untuk
kesuksesannya. Entah benar dasi tersebut merupakan sebuah dasi ajaib atau
karena kepercayaan Ho Yeon terhadap dasi tersebut yang tidak sengaja mengubah
dirinya dan pola pikirnya terhadap kehidupan. Pastinya kita mungkin akan merasa
relate dengan kisah tersebut dan bisa menjadi pengingat bagi para penonton.
Kisahnya simple dan mudah untuk
dipahami. Di dukung pula dengan akting para pemain yang cukup baik, teknik
pengambilan gambar dan komposisi warna yang baik, dan juga pemilihan soundtrack
yang mendukung tiap adegannya. Menjadikan film ini sebuah pilihan untuk dapat
dinikmati saat kamu merasa sedang 'low' atau terjatuh.
Adegan yang mengesankan:
Ho Yeon mendapatkan kabar bahwa pimpinan
tersebut meninggal dunia. Dirinya segera bergegas ke rumah duka untuk
menyampaikan bela sungkawa. Awalny Ho Yeon sama sekali tidak menangis, dirinya
berusaha untuk tegar. Namun, saat melihat istri pimpinan tersebut dan saat
mengembalikan dasi tersebut kepada istri pimpinannya, Ho Yeon tidak bisa
menahan air matanya. Dalam adegan ini kita bisa merasakan betapa sedih dan
kehilangannya Ho Yeon atas kepergian satu-satunya orang yang selalu
mendukungnya dan mengakui kemampuannya.
Dialog mengesankan:
"Tidak apa - apa menjadi serakah untuk apa yang ingin kamu lakukan atau yang kamu suka."
Ibu Ho Yeon memberikan nasehat kepadanya
agar Ho Yeon bisa lebih bisa memikirkan dirinya sendiri. Serakah disini bukan
berarti mengambil milik orang lain, tapi memperjuangkan yang ingin kita lakukan
dan sukai. Jangan cepat menyerah sebelum berjuang.
Ending:
Happy ending.
Rekomendasi:
Must Watch!! Meski tidak banyak informasi mengenai
film ini, tetapi film ini amat layak untuk ditonton. Ceritanya cukup simple
tetapi penuh dengan makna.
(Aluna)
0 Komentar