The Lone Ume Tree (Original title: Ume kiranu baka) | 2021| 1h 17m
Genre : Drama
| Negara: Japan
Director: Kôtarô Wajima| Writers: Kôtarô Wajima
Pemeran: Mariko Kaga, Muga Tsukaji, Ikkei Watanabe
IMDB: 6.4
Tomatometer : -
My Rate : 10/10
Tamako hidup hanya bersama dengan anaknya yang menderita autism, harus berjuang dan menghadapi diskriminasi dan pandangan sebelah mata dari orang - orang disekitarnya.
Peringatan:
-
Sinopsis:
Tamako (Mariko Kaga),
seorang peramal yang terkenal, tinggal hanya berdua dengan anaknya, Chu-san
(Tsukaji Muga). Chu-san yang telah memasuki umur 40 tahun memiliki keterbatasan
dimana dirinya mengidap autism. Tamako khawatir Chu-san tidak dapat hidup mandiri
karena terus menerus tinggal bersamanya, sedangkan dirinya pun sudah semakin
tua. Tamako pun mencari informasi tempat tinggal bagi Chu-san agar dapat
belajar mandiri.
Tempat kerja Chu-san
menyediakan share house untuk para karyawannya yang memiliki autism. Chu-san
pun setuju untuk pindah kesana. Meski dengan berat hati, Tamako mencoba untuk
melepas Chu-san. Namun, Tamako tidak terlalu khawatir karena rumah tersebut tidak
terlalu jauh dari rumahnya.
Kehadiran share house tersebut ternyata tidak mendapatkan dukungan dari warga sekitar. Warga sekitar mendiskriminasi dan memandang sebelah mata kepada orang yang mengidap autism. Warga menganggap kehadiran mereka membahayakan dan mengganggu, karena sering kali mereka melakukan hal yang tidak terkendali.
Chu-san terjebak
dalam suatu masalah dimana dirinya tidak sengaja membuat seekor kuda terlepas
dari kandangnya. Chu-san saat itu sedang membawa kuda untuk berjalan-jalan
secara diam-diam di dalam kandang. Meski hal tersebut tidak dilakukannya
sendiri melainkan atas insiatif Sato, anak tetangganya. Namun, Sato melarikan
diri yang membuat Chu-san terjebak dalam masalah yang besar dan membuat
pandangan masyarakat terhadap autism semakin buruk.
Akankah Chu-san dapat
hidup dengan tenang?
Ulasan:
Film ini mengingatkan
pada film The Preparation (2017) dimana perjuangan seorang ibu untuk
mengajarkan anaknya yang mengidap autism menjadi seorang yang mandiri. Meski
dari segi cerita keduanya cukup berbeda. Hanya saja saat menonton film ini,
film The Preparation muncul dalam ingatan.
Ide cerita dan topik
yang diangkat dalam film ini cukup menarik. Topik sosial yang diangkat
merupakan hal yang sering kali kita temukan di masyarakat. Tidak sedikit orang
yang masih memandang sebelah mata pada seorang autism. Hanya karena
keterbatasan pengetahuan mereka, mereka menganggap bahwa seorang autism adalah
seorang aneh yang membahayakan. Padahal nyatanya tidak seperti itu, tetapi
memang mereka sedikit berbeda dengan orang lain terutama dalam hal pengendalian
emosi dan perasaannya.
Melalui film The Lone
Ume Tree, penonton jadi mengetahui sudut pandang yang berbeda terutama dari
pihak keluarga yang pastinya akan merasa terluka dengan diskriminasi yang
mereka terima. Penonton juga sedikit memahami bagaimana seorang autism bersikap
dan kebutuhan mereka. Sehingga film ini memberikan pesan yang amat baik bagi
para penonton.
Akting dari para
pemain juga amat baik, terutama Muga Tsukaji yang memerankan Chu-san dan
pemeran lainnya yang memerankan orang autism. Hal ini perlu mendapatkan
standing ovation karena pastinya tidak akan mudah. Akting harus dilakukan
dengan baik dan tidak berlebihan. Agar representasi dari tokoh dapat diterima
dengan baik dan tidak memberikan efek yang negatif.
Banyak adegan yang
menyentuh dan juga mengesankan. Didukung dengan teknik pengambilan gambar,
komposisi warna, dan pemilihan musik yang sesuai. Sehingga menjadi satu
kesatuan yang estetik dan menarik untuk ditonton.
Secara keseluruhan,
film ini dan ceritanya cukup membekas diingatan dan menjadi film yang layak
untuk masuk dalam daftar film yang wajib ditonton ulang. Penonton juga dapat
melihat betapa besar kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya, bagaimana pun
kondisi anaknya.
Adegan yang mengesankan:
Adegan yang mengesankan saat Sato yang mengetahui bahwa Chu-san amat
menyukai kuda, mengajaknya ke kandang kuda untuk berjalan - jalan dan melihat
kuda secara langsung. Saat itu Chu-san amat bahagia meski hanya bisa berjalan -
jalan di dalam kandang. Meski akhirnya semua itu berakhir dengan tidak baik.
Dialog mengesankan:
"I am glad to have you with me"
Ending:
Happy Ending.
Rekomendasi:
Worth to watch!
(Aluna)
0 Komentar