Review Film My Broken Mariko (2022)

 

My Broken Mariko

My Broken Mariko (Original title: Mai burôkun Mariko) | 2022| 1h 25m

Genre : Drama | Negara: Japan

Director: Yuki Tanada| Writers: Waka Hirako, Kôsuke Mukai, Yuki Tanada

Pemeran: Mei Nagano, Nao Honda, Masataka Kubota

IMDB: 6.5

Tomatometer : -

My Rate : 10/10

 

Tomoyo Shiino mendapat kabar menyedihkan tentang kematian sahabatnya, Mariko, lewat acara TV. Tanpa pikir panjang, dia memutuskan untuk menyelamatkan Mariko dengan mengambil abu sahabatnya dari tangan sang ayah.

 

Peringatan:

Terdapat adegan kekerasan, bunuh diri, senjata tajam, minuman beralkohol, dan merokok

 

Sinopsis:

Tomoya Shiino (Mei Nagano) adalah karyawan di sebuah perusahaan. Saat dirinya sedang makan di sebuah restoran mie, dirinya tidak sengaja melihat berita kematian sahabatnya di televisi. Mariko (Nao Honda) merupakan sahabat Tomoya sejak masih kecil, mereka besar bersama. Shiino mengetahui penderitaan yang dialami oleh Mariko selama ini terutama perlakukan ayah Mariko terhadapnya. Namun, Shiino tidak menyadari bahwa Mariko akan mengambil keputusan untuk mengakhiri hidupnya.


My Broken Mariko
Shiino melihat berita Mariko di televisi

 

Shiino mencoba untuk mendatangi apartemen tempat Mariko tinggal. Namun, petugas kepolisian mengatakan bahwa pihak keluarga telah mengambil tubuhnya dan mengkremasinya. Shiino merasa amat sedih karena tidak dapat melihat Mariko untuk terakhir kali. Dirinya pun tanpa pikir panjang memutuskan untuk mendatangi rumah orang tua Mariko dan mengambil guci Abu milik Mariko.

 

Kedatangan Shiino pastinya mengejutkan pihak keluarga Mariko. Shiino langsung melarikan diri setelah mendapatkan guci Abu Mariko. Shiino memutuskan untuk membawa 'Mariko' pergi ke tempat yang selama ini mereka impikan 'Cape Marigaoka'. Selama di perjalanan, lintasan kenangan antara mereka berdua terus muncul dalam ingatan Shiino. Seakan masih tidak percaya dan mempertanyakan keputusan Mariko untuk mengakhiri hidupnya.

 

Akankah Shiino berhasil mengatasi kesedihannya yang dirasakannya dan menerima kematian Mariko?

 

Ulasan:

Film My Broken Mariko diadaptasi dari manga series dengan judul yang sama karya Hirako Waka. Ide cerita amat baik dan disajikan dengan amat baik pula. Meski alur cerita berjalan maju mundur, dengan beberapa lintasan adegan kenangan, tetapi tetap terlihat sistematis dan dapat dipahami dengan baik.

 

Akting dari para pemain juga amat baik. Dari sekian banyak film Mei Nagano yang pernah ditonton seperti Burn The House Down (2023), Masked Ward (2020), Mr. Hiiragi's Homeroom (2019), Daytime Shooting Star (2017), aktingnya dalam film ini bisa dibilang amat mengesankan. Mei dapat memperlihatkan berbagai macam ekspresi yang menggambarkan perasaan dirinya yang berkecamuk. Mei berhasil memperlihatkan seseorang yang merasakan kesedihan dan kekecewaan yang besar atas kematian sahabatnya, tanpa dilakukan secara berlebihan.

 

Tidak hanya Mei, tetapi semua pemain juga memberikan akting yang memukau. Bahkan para aktor cilik yang memerankan Shiino dan Mariko muda, dapat memberikan penampilan yang baik. Padahal peran yang mereka mainkan bukan merupakan peran yang mudah dilakukan.

 

Penokohan tidak ada yang sia - sia. Semua tokoh memiliki karakter yang kuat dan memiliki bagian penting dalam film. Tidak ada pula dialog yang tanpa makna. Keseluruhan menjadi kombinasi yang ciamik.

 

Terdapat beberapa adegan yang menyentuh hati. Meski demikian, penonton juga masih dapat terhibur dengan beberapa adegan konyol yang ditampilkan, seperti saat Shiino membuka sepatu barunya yang ternyata telah berjamur. Secara keseluruhan, film ini amat layak untuk ditonton. Dari film ini kita juga mendapatkan pelajaran mengenai cara menghadapi rasa kehilangan kita atas kematian seseorang.

 
Adegan yang mengesankan:

My Broken Mariko

Adegan yang mengesankan saat Shiino datang ke rumah Mariko untuk mengambil abu Mariko. Shiino yang mengetahui penderitaan Mariko selama ini terutama yang disebabkan oleh ayah Mariko, tanpa pikir panjang masuk dan menerobos rumah Mariko dan langsung merebut guci abu Mariko dari altar. Adegan yang dimunculkan cukup intens dan penuh dengan berbagai macam bentuk emosi.

 

Dialog mengesankan:

"The only thing you can do for a person who's gone is to live"

 

Ending:

Happy Ending.

 

Rekomendasi:

Must watch!

 

(Aluna)

 

Posting Komentar

0 Komentar