Review Film Lang Tong (2015)

 

Review Lang Tong (2015)

Lang Tong | 2015| 1h 22m
Genre : Thriller| Negara: Singapura
Director: Sam Loh| Writers: Sam Loh, Alex Soh
Pemeran: Angeline Yap, Vivienne Tseng, William Lawandi
IMDB: 4,7
Tomatometer : -
My Rate : 7/10

Zach jatuh cinta pada Li Er, adik dari kekasihnya Li Ling, tetapi tidak menduga Li Er akan memintanya untuk membunuh Li Ling sebagai bentuk balas dendam atas kematian ibu Li Er.

Peringatan:

Mengandung adegan ketelanjangan, seks, kekerasan, bunuh diri, dan minuman keras

Sinopsis:

Zach (William Lawandi), playboy yang suka menipu para wanita. Dirinya bertemu dengan Stephanie (Esther Goh) dan menjalin hubungan cinta dengannya. Stephanie adalah wanita yang kesepian, setelah kehilangan kakaknya yang pergi entah kemana. Stephanie hidup sendiri dan pertemuannya dengan Zach memberi harapan baru dalam hidupnya.

Kebahagiaan Stephanie tidak bertahan lama. Setelah meminjamkan uang kepada Zach yang beralasan untuk berinvestasi, Zach pergi meninggalkan Stephanie. Stephanie mencoba mencari keberadaan Zach dan menemukan Zach telah bersama wanita lain. Stephanie kecewa dan sedih, keinginan bunuh diri pun muncul dalam pikirannya.


Zach kembali mencari target baru yang membuat dirinya bertemu dengan Li Ling (Vivienne Tseng), wanita yang kaya raya. Li ling berencana untuk memberikan warisan kepada Zach dan Li Er (AngelineYap), adiknya, jika dirinya meninggal. Namun, Zach tergoda dengan Li Er dan jatuh cinta dengannya. Zach pun bermain api di belakang Li Ling.

Li Er menyalahkan Li Ling atas kematian ibunya. Dirinya meminta Zach untuk membantu membunuh Li Ling. Zach kaget dengan permintaan tersebut. Namun, Zach sangat ingin bersama dengan Li Er dan kematian Li Ling pun akan berdampak baik baginya. Zach pun menyetujui dan akan membantu Li Er dalam eksekusinya.

Akankah mereka berhasil membunuh Li Ling?

Ulasan:

Lang Tong dalam Cantonese berarti sup yang lezat. Film ini terinspirasi dari film Jepang 'Audition (1999)' dan 'Dumplings (2004)'. Sesuai dengan judulnya, sup tulang iga memiliki peran yang cukup penting dalam film ini. Adegan pun dibuka dengan seorang wanita yang sedang memasak sup dengan suara jeritan sebagai latar suara. Adegan pembuka ini cukup menarik dan membuat penonton penasaran dengan jalan cerita.

Ide cerita yang ingin disajikan sebenarnya cukup menarik. Berkisah tentang seorang pria playboy yang terjebak dalam cinta yang membuatnya akan melakukan apapun termasuk membunuh. Namun, cerita tidak sesimple itu, plotwist dan konflik yang dicoba disajikan juga membuat cerita tidak mudah tertebak. Hanya saja cerita terasa kurang mengalir dan banyak plothole dalam cerita. Terlebih adegan seksual yang terasa ingin lebih ditonjolkan membuat makna cerita menjadi tidak kuat.

Akting dari para pemain tidak ada yang mempesona, terkesan biasa saja. Pengambilan gambar dan pencahayaan pun seakan sebuah film amatir. Ending dari cerita juga kurang meninggalkan bekas. Terlebih kisah Stephanie yang hilang di tengah film, padahal Stephanie memiliki peran penting secara keseluruhan. Akan lebih baik jika penonton tetap diberi clue untuk keterhubungan antara Stephanie dalam film tersebut. Sehingga tidak membuat seakan-akan cerita dipaksakan.

Secara keseluruhan film ini masih bisa ditonton. Namun, masih banyak yang dapat dikembangkan dan dioptimalkan kembali untuk ide dan kedalaman cerita. Hati-hati untuk menonton karena banyak adegan eksplisit yang sedikit mengganggu.


Adegan yang mengesankan:  

Li ling yang mengetahui kebusukan Zach meluapkan emosinya dengan mencoba membunuh Zach dengan menggunakan bantal. Namun, Li ling mencoba untuk menahan diri dan membuat seakan hal tersebut hanya sebatas caranya merayu Zach. Dalam adegan ini cukup terasa emosi yang dirasakan oleh Li Ling.

 

Dialog mengesankan:

"Do you always use your penis to think?

 

Ending:

Plotwist Ending.

 

Rekomendasi:

Worth to watch!

 

(Aluna)


Posting Komentar

0 Komentar