Review Film The Social Dilemma (2020)

 

The Social Dilemma | 2020| 1h 34m
Genre : Science & Technology Documentary, Documentary, Drama| Negara: United States
Director: Jeff Orlowski-Yang | Writers: Vickie Curtis, Davis Coombe, Jeff Orlowski-Yang
Pemeran: Tristan Harris, Jeff Seibert, Bailey Richardson
IMDB: 7.6
My Rate : 10/10

Sosial media menjadi candu dan membuat para pengembang memberikan peringatan keras akan bahaya yang mungkin muncul tanpa disadari.

Peringatan:

Mengandung adegan kekerasan, kata kasar, perundungan, politik, propaganda

Sinopsis:

Sosial media telah menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan. Perkembangan sosial media yang cepat menimbulkan tantangan baru dalam kehidupan. Candu merupakan suatu masalah yang tidak dapat dilepaskan dari pengembangannya. Meski permasalahan ini awalnya tidak masuk dalam radar pengembangan. Para pengembang tidak menyangka bahwa dampak ini akan timbul dan tidak membuat mitigasi risiko atas hal tersebut.

Fenomena yang terjadi ini membuat para pengembang mulai menyadari pentingnya kesadaran kita atas dampak negatif yang ditimbulkan tersebut. Sehingga mereka pun berupaya untuk menyampaikan kegundahan tersebut melalui berbagai platform, termasuk dengan diskusi dengan para petinggi. Namun, masalah ini belum mendapatkan sorotan yang sepantasnya. Sebab selain memberikan dampak negatif, sosial media juga memberikan manfaat positif dalam kehidupan manusia.

Melalui dokumentasi ini, para ahli ingin memberitahukan betapa pentingnya masalah ini bagi kehidupan para pengguna. Sehingga akan muncul awareness dan kepedulian terhadap hal tersebut. Siapakah pihak yang harus disalahkan atas kecanduan tersebut?

Ulasan:

The Social Dilemma mengangkat isu yang dekat dengan masyarakat saat ini, dimana dunia digital seakan berkembang dengan sangat massive dan pesat. Pengguna tidak menyadari bahwa dibalik hal tersebut banyak bahaya yang tersembunyi. Dalam The Social Dilemma menyoroti peran algoritma dalam memanipulasi pikiran dan psikologi pengguna sehingga tidak dapat lepas dari kecanduan sosial media.

Tidak ada paksaan dalam penggunaan sosial media. Pengguna secara sadar memilih untuk menggunakan sosial media. Namun yang tidak disadari bahwa candu dalam penggunaan sosial media memang ada. Cara algoritma sosial media bekerja secara tidak langsung mempengaruhi otak kita dalam memproses hal tersebut dengan mengeluarkan hormon yang mempengaruhi kita.

Perusahaan sosial media tidak bisa disalahkan 100% akan hal tersebut. Tujuan utama dari sebuah perusahaan pastinya untuk mengumpulkan keuntungan. Salah satu cara memperoleh keuntungan tersebut adalah membuat pengguna terus menerus menggunakan aplikasi mereka. Perusahaan pun mencari cara agar para pengguna dapat menggunakan aplikasi mereka tanpa ada rasa paksaan. Namun, dampak kemanusiaan yang mungkin menjadi sedikit terabaikan seperti perundungan melalui sosmed, dll.

Meski mengangkat tema yang cukup berat, tetapi dokumentasi ini disajikan dengan cara yang mudah dipahami. Bukan hanya pernyataan dari para ahli, di dalamnya juga ditemukan sebuah simulasi 'drama' yang membuat penonton menjadi lebih memahami pembahasan yang terjadi. Ditambah dengan beberapa animasi yang mendeskripsikan pernyataan dari para ahli tersebut. Serta didukung dengan musik latar belakang yang sesuai dengan tiap adegannya.

 

Para ahli yang menjadi narasumber bukanlah orang biasa. Mereka adalah orang yang memiliki kredibilitas dan juga kompeten dalam bidangnya. Sebagian besar adalah para praktisi yang terjun langsung dalam pembuatan media sosial. Sehingga mereka memahami dengan benar kegiatan di balik layar sosial media yang tidak diketahui oleh pengguna.

Cerita disajikan secara sistematis. Pondasi cerita pada intro dibangun dengan sangat kuat. Intensitas cerita pun makin terasa saat mendekati klimaks atau konflik cerita. Outro cerita juga disajikan dengan baik dimana juga diperlihatkan sisi baik dari sosial media. Penyajian dilakukan secara seimbang dan sesuai dengan porsinya.

Penyajian yang menarik ini membuat The Social Dilemma memenangkan 8 perhargaan yang di dalamnya terdapat 2 penghargaan Primetime Emmys, serta masuk dalam 22 nominasi lainnya. Secara keseluruhan, film ini menyajikan dampak sosial media dari berbagai sisi. Penonton diharapkan dapat terinspirasi, memahami, dan mengevaluasi kembali hubungan mereka dengan sosial media.

Adegan yang mengesankan:  

AI pada social media yang mengatur algoritma yang ditampilkan kepada pengguna dianalogikan dengan 3 orang yang saling bekerja sama memanipulasi. Sedangkan pengguna diwujudkan dalam bentuk 'model hologram' yang dapat dipantau dan dikendalikan gerak - geriknya. Adegan mengesankan saat keduanya berubah bentuk menjadi lebih manusiawi di akhir cerita yang seakan menandakan bahwa semua hal buruk dapat diubah.

Dialog mengesankan:

"You are lab rat. We're all lab rat."

Ending:

Happy Ending.

Rekomendasi:

Must watch!

 

(Aluna)