Review Film Deadly Illusions (2021)

 

Review Film Deadly Illusions (2021)

Deadly Illusions (Original title: Dark Places, Deadly Illusions) | 2021| 1h 54m
Genre : Erotic Thriller/Psychological Thriller/Crime/Drama/Mystery/Thriller| Negara: United States
Director: Anna Elizabeth James | Writers: Anna Elizabeth James
Pemeran: Kristin Davis, Dermot Mulroney, Greer Grammer
IMDB: 3.8
My Rate : 4/10

Dengan mengambil tawaran untuk menulis kembali, Mary mempekerjakan Grace sebagai pengasuh dari anak - anaknya tanpa mengetahui masalah yang akan hadir dalam hidupnya setelah itu.

Peringatan:

Terdapat adegan kekerasan, pembunuhan, seks, dan ketelanjangan

 

Sinopsis Film Deadly Illusions :

Mary Morrison (Kristin Davis), seorang penulis novel terkenal, mendapatkan tawaran untuk menulis series dari bukunya oleh Penerbit. Namun, Mary yang ingin berfokus pada keluarga dan mengurus kedua anak kembarnya , memilih untuk menolak tawaran tersebut. Meski demikian, dirinya tetap menyimpan berkas tawaran yang dibawa oleh penerbitnya.

Tom (Dermot Mulroney) tidak sengaja melihat nominal yang ditawarkan dalam berkas tersebut. Dirinya meminta Mary untuk mengambil tawaran tersebut, terlebih karena mereka baru saja kehilangan uang atas investasi yang dilakukan Tom tanpa sepengetahuan Mary. Atas dorongan sahabatnya, Mary akhirnya memutuskan untuk mengambil tawaran menulis tersebut.

Review Film Deadly Illusions (2021)

Mary pun mempekerjakan seorang pengasuh untuk mengasuh anak-anaknya. Grace (Greer Grammer) pun datang dan membuat Mary begitu tertarik kepadanya. Mary pun mempekerjakan Grace sebagai pengasuh anak - anaknya tanpa mengetahui bahwa Grace akan membawa perubahan dalam kehidupannya 

Mary mengalami kesulitan dalam menulis dan sahabatnya memberikan ide agar menjadikan Grace sebagai muse tulisannya. Imajinasi dan kenyataan mulai bersatu. Mary tidak dapat membedakan mana bagian dari imajinasinya dan bagian dari kenyataan.

 

Ulasan:

Ide cerita film Deadly Illusions ini mengingatkan pada film Shirley. Namun, tidak dapat mengalahkan film tersebut. Meski memiliki ide cerita yang cukup baik, tetapi tidak dieksekusi dengan cukup baik dan membuat film memiliki banyak plothole. Bahkan membuat penonton tidak dapat memahami atau mengetahui dengan pasti perbedaan antara realita dan imajinasi. Plotwist yang disajikan malah membuat cerita utama menghilang.

Hal yang baik dari film ini adalah dari teknik pengambilan gambar, pergerakan kamera, dan komposisi warna yang cukup baik. Pemilihan musik dan sound effect juga dirasa cukup baik. Meski hal tersebut tidak cukup kuat membantu, karena dari segi cerita dan akting tidak cukup baik.

Akting dari para pemain dirasa tidak cukup memukau. Mary yang digambarkan sebagai tokoh penulis yang terkenal dengan novelnya yang bertemakan penghianatan, seakan tidak mencerminkan karakter yang tepat untuk tokoh tersebut. Sedikit mengganggu melihat Mary terus menerus tersenyum dan dibuat menjadi sosok yang 'terlalu positif'. Apalagi dengan orang yang baru dikenalnya.

Banyak kejanggalan yang dirasa tidak masuk akal. Bagaimana seseorang yang amat selektif di awal untuk memilih seorang pengasuh untuk anak mereka, dapat dengan mudah menerima seseorang yang tidak dikenal hanya karena orang tersebut suka membaca buku yang sama. Ketidakkonsistenan dalam cerita terlihat cukup jelas.

Review Film Deadly Illusions (2021)

Mary juga terus mengatakan bahwa dirinya akan menjadi seorang yang berbeda saat menulis. Namun, hal itu tidak cukup terlihat. Penonton hanya disajikan adegan-adegan softcore tidak jelas yang mungkin digambarkan sebagai imajinasi Mary terhadap Grace (tidak begitu yakin dengan hal tersebut). Penonton pun hingga akhir tidak begitu tahu apa yang sebenarnya ditulis oleh Mary. Tidak banyak pula adegan yang menunjukkan Mary menulis buku tersebut.

Terdapat banyak adegan dan dialog yang sia-sia dan terkesan dangkal. Pondasi cerita pun kurang kuat, sehingga tidak berhasil menyajikan kemisteriusan cerita dengan baik. Secara keseluruhan, film ini harusnya dapat ditulis kembali dengan lebih baik, karena memiliki potensi yang cukup baik jika dibuat dengan lebih baik.

 

Adegan yang mengesankan:  

Mary mengungkapkan perasaan kekecewaannya yang selama ini dirasakannya kepada Tom. Dirinya merasa telah menyia-nyiakan bakatnya hanya untuk dapat merawat keluarganya dan membuat keluarga yang sempurna. Namun, Tom malah memanfaatkannya dan menjadikannya sebagai tameng keuangan mereka. Dirinya dipaksa untuk menulis kembali, hanya karena Tom kehilangan uang dalam investasi.

 

Dialog mengesankan:

"I turn into a different person when I write"

 

Ending:

Cliffhanger Ending.

 

Rekomendasi:

Not too Worth to watch!

 

(Aluna)

 

 


Posting Komentar

0 Komentar