Review Film Kamu Tidak Sendiri (2021)

 

Review Film Kamu Tidak Sendiri (2021)

Kamu Tidak Sendiri | 2021 | 1h 40m
Genre : Drama/Thriller | Negara: Indonesia
Director: Arwin Wardhana | Writers: Titien Wattimena, Lukman Sardi
Pemeran: Adinia Wirasti, Rio Dewanto, Ganindra Bimo
IMDB: 5.6
My Rate : 7/10 

Mira terjebak dalam lift setelah gempa yang kuat melanda, sementara Adrian melalui saluran komunikasi darurat berusaha menenangkan Mira yang tidak mengetahui kekacauan yang terjadi di luar.  

Peringatan:

Terdapat adegan darah

 

Sinopsis Kamu Tidak Sendiri :

Mira (Adinia Wirasti) adalah seorang wanita pekerja keras dan ambisius. Sikapnya yang tidak bersahabat, tegas, dan cukup keras membuat para karyawannya merasa tidak nyaman. Mira sedang berusaha untuk mendapatkan posisi di Singapura, sehingga dirinya dapat meninggalkan semua hal yang membuatnya tidak nyaman.

Adrian (Rio Dewanto), bekerja sebagai satpam di gedung tempat Mira bekerja. Dirinya memiliki anak perempuan yang dibesarkannya sendiri setelah kematian istrinya. Adrian berjanji kepada anaknya untuk pulang cepat hari itu. Adrian ingin menyiapkan goodie bag untuk ulang tahun anaknya, esok harinya. Namun, rekan kerjanya memintanya untuk menggantikan sementara karena rekan kerjanya tersebut memiliki urusan mendadak.

Mira pulang cukup malam karena harus memperbaiki proposal miliknya. Di dalam lift, dirinya bertemu dengan Mika (Ganindra Bimo) yang ternyata merupakan pengagum rahasianya dan yang selama ini sering mengiriminya coklat atau bunga. Mira tidak nyaman dengan pertemuannya dengan Mika. Ditambah saat tiba-tiba lift tersebut terhenti membuat Mira makin panik.

Kamu Tidak Sendiri (2021)

Petugas yang mengetahui keberadaan mereka tidak berhasil menolong mereka keluar. Mika pun berusaha untuk mencari jalan lain melalui atap lift. Tiba-tiba lift jatuh meluncur ke bawah yang menyebabkan Mika terluka cukup parah di bagian leher dan Mira di bagian kakinya. Mira panik dengan darah yang banyak keluar dari leher Mika dan berusaha membuat Mika tetap bertahan. Namun, ternyata Mika tidak dapat bertahan dan membuat Mira harus 'sendirian' dalam lift tersebut.

Mira yang telah kehilangan harapan, tiba - tiba kembali berharap setelah Adrian menghubunginya melalui saluran komunikasi darurat. Adrian belum dapat menolong Mira karena situasi yang tidak memungkinkan. Mira tidak mengetahui bahwa telah terjadi gempa yang dahsyat yang menyebabkan kekacauan dan kehancuran di berbagai tempat.

Percakapan yang terjadi antara Mira dan Adrian membuka tabir kisah masing-masing. Mira pun mengalami berbagai halusinasi yang membuat dirinya menyadari bahwa dia tidak dapat hidup 'sendiri'. Akankah Mira dapat terselamatkan?

 

Ulasan:

Film Kamu Tidak Sendiri memiliki ide cerita yang cukup menarik. Adegan utama di fokuskan dalam sebuah lift yang pastinya akan membuat keterbatasan dalam ruang gerak dan aktifitas yang dapat dilakukan. Namun, ide tersebut dapat dieksekusi dengan cukup baik. Meski cerita awal terkesan membosankan.

Akting Adinia Wirasti dapat dikatakan amat baik saat telah berada di dalam lift. Terutama saat dirinya merepresentasikan perasaan frustasi, amarah, dan kekhawatiran saat berada di dalam lift tersebut. Namun, karakter Mira kurang kuat terbangun di awal. 'Mira' hanya muncul sesaat dan interaksi di kantornya pun tidak terlalu banyak. Hal ini yang membuat karakter Mira kurang mendalam.

Selain itu, tokoh Mika pun tidak memiliki arti yang cukup kuat. Interaksi antara Mika dan Mira juga tidak terlalu banyak. Bahkan tokoh Mika dirasa tidak menjadi suatu hal yang penting. Rasanya perlu diperjelas lagi karakter yang ingin dibentuk oleh tokoh Mika tersebut.

Terdapat beberapa detail yang perlu diperhatikan lebih lanjut, seperti keselarasan dialog. Sebagai contoh saat Mika berkata bahwa dirinya adalah sarjana tetapi S2. Sedangkan kita ketahui bahwa sarjana itu S1 bukan S2. 

Beberapa adegan yang juga cukup mengganggu, seperti Mira yang terus menerus membawa tasnya saat di dalam lift padahal dirinya sedang dalam keadaan darurat. Hal ini seakan bertolak belakang dengan karakter Mira yang disebut 'bos yang sempurna'. Adegan lainnya saat petugas mencoba menolong dengan menggunakan linggis. Yang menjadi pertanyaan, mengapa malah linggisnya diambil ke dalam bukan digunakan untuk membuka pintu lift?

Efek greenscreen juga cukup terlihat dan membuat film menjadi kurang terasa nyata. Hal tidak masuk akal lainnya adalah Adrian harus menggunakan bus untuk dapat pergi ke kantornya, sedangkan anaknya hanya dengan berlari dari rumahnya. Bagaimana juga Ibu Mira mengetahui bahwa Mira masih di perusahaannya saat gempa tersebut terjadi?

Secara keseluruhan film ini telah berhasil memvisualisasikan sebuah ide dengan baik. Namun, dirasa masih memiliki potensi untuk dikembangkan kembali agar dapat memberikan sajian yang lebih optimal.

 

Adegan yang mengesankan:  

Mira yang mulai panik melihat halusinasi dirinya sendiri saat masa kanak - kanak yang berusaha menenangkannya. Selain itu, tiba - tiba halusinasi ayahnya pun muncul sebagai tanda rasa rindu yang selama ini dipendamnya.

 

Dialog mengesankan:

"Jangan tinggalin saya sendirian disini."

 

Ending:

Happy Ending

 

Rekomendasi:

Worth to watch.

 

(Aluna)

 


Posting Komentar

0 Komentar