Review Film Interchange (2016)

 

Review Film Interchange (2016)

Interchange | 2016 | 1h 42m
Genre : Fantasy/Mystery/Thriller| Negara: Malaysia-Indonesia
Director: Dain Said | Writers: June Tan, Redza Minhat, Nandita Solomon
Pemeran: Iedil Dzuhrie Alaudin, Shaheizy Sam, Nicholas Saputra, Prisia Nasution
IMDB: 5.2
My Rate : 7/10 

Adam, seorang fotografer forensik, terperangkap dalam misteri yang melampaui batas akal saat ia membantu rekannya, seorang detektif, menyelidiki serangkaian pembunuhan berantai yang mengerikan.

Peringatan:

Terdapat adegan pembunuhan dan disturbing picture.

 

Sinopsis Interchange:

Sebuah pembunuhan yang mengerikan terjadi kembali. Pembunuhan serupa yang belum terpecahkan beberapa waktu yang lalu. Detektif Man (Shaheizy Sam) meminta bantuan Adam (Iedil Dzuhrie Alaudin) untuk membantunya memecahkan misteri potongan foto berbentuk kaca yang ditemukan di lokasi kejadian. Adam adalah fotografer forensik yang mengambil gambar untuk kasus yang sebelumnya. Namun, akibat kasus tersebut dirinya mengalami sebuah trauma dan memutuskan untuk berhenti bekerja sementara.

Selama dirinya beristirahat, Adam menyibukkan diri dengan mengambil foto dan mengamati orang - orang yang berada di apartemennya. Hingga dia tidak sengaja bertemu dengan Iva (Prisia Nasution), wanita yang cukup misterius yang baru saja pindah ke apartemen di seberangnya. Adam secara tidak sengaja mengetahui keterkaitan Iva dengan potongan foto yang ditemukan di lokasi kejadian tersebut.

Adam pergi ke studio foto langganannya untuk mencoba memperbaiki dan mendapatkan hasil cetak dari foto kaca tersebut. Namun, saat dirinya sedang kebingungan mencari lokasi studio foto tersebut. Iva muncul dan membantunya menuju kesana. Adam tidak mengetahui bahwa Iva cukup mengenal pemilik studio foto tersebut. Adam pun menyadari ada suatu hal misterius yang dimiliki oleh Iva dan diluar nalarnya. Terlebih saat Adam menemukan foto Iva dan beberapa korban pembunuhan dalam sebuah buku antik yang ditemukannya.

Apakah keterkaitan Iva dengan pembunuhan berantai yang terjadi?

 

Ulasan:

Film Interchange merupakan sebuah film Malaysia yang juga menggaet beberapa aktor ternama dari Indonesia seperti Nicholas Saputra dan Prisia Nasution. Ide cerita juga cukup menarik dengan mengambil inspirasi cerita dari suku pedalaman di Kalimantan. Dimana terdapat irisan antara dunia modern dan mitos yang digambarkan dengan sangat apik. Namun, masih banyak hal yang dapat dioptimalkan kembali untuk menghasilkan cerita yang lebih menarik.

Pemilihan musik dan sound effect cukup baik dan orisinil. Selain itu, juga mendukung suasana di tiap adegannya. Teknik pengambilan gambar, pergerakan kamera, dan komposisi warna cukup baik. Banyak detail yang ditampilkan dengan rinci, meski penggunaan AI/animasi dirasa kurang halus. Meski demikian, cukup memuaskan.


Akting dari para pemain, baik pemain utama maupun pemain pendukung cukup mengesankan. Jalan cerita dan konflik juga disajikan dengan sistematis. Dialog yang digunakan juga cukup menarik. Penggunaan bahasa yang kurang konsisten dimana bercampur aduk antara melayu dan inggris mungkin dapat membuat penonton kebingungan. Walaupun mungkin hal tersebut merupakan hal yang wajar dan biasa di Malaysia. Namun, sebaiknya dapat konsisten dengan penggunaan salah satu bahasa sebagai bahasa yang dominan dibanding dengan bahasa yang bercampur aduk.

Terdapat beberapa pertanyaan yang muncul saat dan setelah menonton film ini. Cerita mengatakan bahwa mereka telah hidup beratus tahun yang lalu. Pastinya pembunuhan yang terjadi tidak hanya satu atau dua kali, mengingat orang yang ada dalam buku tersebut cukup banyak. Namun, mengapa kepolisian baru serius menanganinya saat kasus yang kedua. Selain itu, dikisahkan bahwa mereka berasal dari Kalimantan, bagaimana mereka bisa berakhir di Malaysia?

Alasan tokoh Adam menjadi tokoh utama juga belum terjelaskan dengan baik. Mengapa dari sekian ribu manusia, Adam yang menjadi seseorang yang penting dalam kisah tersebut. Koneksi tersebut tidak cukup terlihat dengan jelas, latar belakang kurang dibangun dengan baik. Tidak ada kejelasan juga, bagaimana pemilik studio foto bisa menjadi bagian dari kasus tersebut. Apa hubungan dirinya dengan Iva, mengapa dirinya ingin menolong Iva?

Secara keseluruhan, film ini cukup menarik dan layak untuk ditonton. Meski masih banyak bagian yang dapat dioptimalkan kembali.

 

Adegan yang mengesankan:  

Belian harus mengubah dirinya menjadi seekor burung sebelum melakukan pembunuhan. Saat adegan pembunuhan Sani, proses perubahan tersebut ditunjukkan secara detail. Hal ini membuat adegan tersebut cukup menarik perhatian dan meninggalkan kesan pada penonton.

 

Dialog mengesankan:

"Hidup dalam keabadian adalah sia-sia, buang waktu."

 

Ending:

Sad Ending

 

Rekomendasi:

Worth to watch

 

(Aluna)

 


Posting Komentar

0 Komentar