Review Film Under The Tree (2008)

 

Under The Tree (Original Title : Di Bawah Pohon) | 2008 | 1h 44m
Genre : Drama | Negara: Indonesia
Director: Garin Nugroho | Writers: Aramantono, Garin Nugroho
Pemeran: Marcella Zalianty, Ayu Laksmi, Nadia Saphira
IMDB: 6.8
My Rate : 7/10

Bali, sebuah pulau magis, menjadi panggung bagi Maharani, Dewi, dan Nian yang berjuang dengan tantangan masing-masing, sambil mengarungi pencarian makna sejati kehidupan. 

Peringatan:

-

 

Sinopsis Under The Tree :

Maharani (Marcella Zalianty) yang datang dari Jakarta demi mencari asal usulnya. Dirinya merupakan anak angkat dari seorang wanita. Namun, Maharani sangat ingin bertemu dengan Ibu Kandungnya. Berdasarkan info dari seorang peramal, Ibunya merupakan seorang penari. Hal ini yang akhirnya membawa Maharani bertemu dengan Kaler, seorang pengajar tari. Maharani terjebak dengan berbagai masalah termasuk dalam kasus jual beli anak.

Dewi (Ayu Laksmi), seorang penyiar radio yang saat ini sedang dalam kondisi mengandung. Suaminya yang tak kunjung pulang menimbulkan berbagai tanda tanya di kalangan tetangganya. Dewi menyimpan kegundahan, dimana anaknya divonis mengalami kecacatan dan tidak akan hidup lama. Dewi harus memutuskan untuk tetap melahirkan anaknya dengan berbagai risiko yang mengikutinya atau menggugurkannya. Dewi belum memberitahukan hal tersebut kepada suaminya. Namun, hal ini merupakan masalah yang amat pelik baginya.

Nian (Nadia Saphira), artis muda yang 'melarikan diri' ke Bali demi menghindari konflik dengan ayahnya. Nian yang tidak merasakan figur seorang ayah yang baik bertemu dengan Darma. Darma, pelukis tua yang membuat Nian merasa menemukan sosok ayah yang dicarinya. Nian selalu mengikuti Darma kesana kemari dan tidak peduli bahwa hal itu membuat Darma menjadi terganggu. Nian menjadi makin terpuruk setelah ayahnya menjadi tersangka dalam kasus korupsi.

Meski ketiga wanita tersebut memiliki masalah yang berbeda, tetapi memiliki benang merah yang hampir sama yaitu kisah ikatan batin antara orang tua dan anak. Akankah mereka dapat menemukan jawaban atas masalahnya masing - masing?

 

Ulasan:

Film Di Bawah Pohon atau Under The Tree merupakan film garapan Garin Nugroho yang memiliki ciri khas yang tidak dapat dilepaskan. Garin menyajikan film ini dengan berbagai macam simbol di dalamnya. Hal ini membuat film ini menjadi sebuah sajian yang artistik. Namun, tidak semua penonton mungkin dapat memahami jalan cerita dengan mudah. Butuh pemahaman yang cukup mendalam untuk memahami tiap simbol yang disajikan.

Dari ketiga cerita yang disajikan, cerita tokoh Dewi merupakan cerita yang cukup mudah dipahami. Kita mengetahui permasalahan yang dialami oleh Dewi dan segala proses emosi yang dirasakannya. Setiap adegan menjadi satu kesatuan cerita yang mengalir. Sedangkan cerita Maharani dan Nian mungkin sedikit membingungkan karena plot yang seakan berpindah dengan cepat dan membuat cerita seakan terpotong-potong. Meski demikian, secara keseluruhan, semua cerita memiliki makna yang mendalam.

Pemilihan musik dan sound effect amat baik dan orisinal. Pengambilan detail gambar dan pergerakan kamera juga dilakukan dengan amat baik. Selain itu, penonton juga disuguhkan dengan berbagai hal mengenai budaya Bali. Penonton dapat menikmati unsur budaya dan keindahan yang ditampilkan. Hal ini menjadi hal yang cukup baik untuk memperkenalkan Bali kepada kalayak ramai.

Bagi sineas yang menyukai film dengan tema filosofi yang mendalam, bisa mencoba untuk menonton film ini.

 

Adegan yang mengesankan:  

Dewi yang bimbang mengenai anak yang dikandungnya, bernyanyi tentang kehidupan dan kematian sambil memakan telur. Telur merupakan simbol dari sebuah Janin. Saat itu Dewi bernyanyi dengan nada yang semakin frustasi dan terus menerus mengoyak telur yang dipegangnya.

Dalam adegan ini, penonton dapat merasakan perasaan Dewi yang campur aduk. Akting dan ekspresi yang ditunjukkan oleh Ayu Laksmi pun membuat adegan ini makin berkesan.  

 

Dialog mengesankan:

"Anakku tercinta, kamu terlahir dari berbagai kisah berbeda."

 

Ending:

Cliffhanger

 

Rekomendasi:

Worth to watch

 

(Aluna)