Review Film The House (2022)

 

Review Film The House (2022)

The House | 2022| 1h 37m
Genre : Stop-motion Adult Animated Anthology  | Negara: UK
Director: Paloma Baeza, Emma De Swaef, Niki Lindroth von Bahr | Writers: Enda Walsh, Emma De Swaef, Marc James Roels
Pemeran: Mia Goth, Matthew Goode, Claudie Blakley
IMDB: 6.0
My Rate : 9/10

Tiga cerita dengan tiga waktu dan tokoh yang berbeda atas sebuah rumah dengan impian dan harapan para penghuninya yang diletakkan pada rumah tersebut. 


Peringatan:

Terdapat alkohol dan rokok

 

Sinopsis The House:

Cerita terbagi menjadi tiga bagian dengan tokoh dan waktu yang berbeda, yaitu And Heard Within, A Lie Is Spun, Then Lost Is Truth That Can't Be Won, dan Listen Again And Seek The Sun.

Review Film The House (2022)

Cerita pertama mengisahkan sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua putrinya yang masih kecil. Keluarga yang tidak terlalu kaya tersebut selalu menjadi bulan - bulanan dari keluarganya yang lain. Hingga sang ayah bertemu dengan seorang arsitek gila yang menawarkan rumah mewah secara gratis kepada mereka. Namun, hal - hal aneh mulai terjadi sejak mereka bersama pindah ke rumah tersebut.

Cerita kedua mengisahkan seekor tikus yang telah mengerahkan semua usahanya untuk menjual rumah setelah menghabiskan uangnya untuk melakukan renovasi. Namun, menjual rumah bukan perkara mudah. Dirinya harus berurusan dengan serangga - serangga perusak dan pembeli yang aneh.

Review Film The House (2022)

Cerita ketiga mengisahkan seekor kucing, Rosa, yang menjadikan rumahnya sebagai apartemen sewa. Namun, para penghuni telah banyak yang pergi karena banjir yang melanda. Rosa tetap mencoba bertahan dengan dua penghuni yang tidak pernah membayarnya dengan uang. Meski tidak ada harapan yang terlihat.

 

Ulasan The House:

Kolaborasi cerita yang dilakukan cukup menarik. Dimana menjadikan satu topik ke dalam beberapa cerita dengan tokoh dan timeline waktu yang berbeda. Hal yang menyatukan ketiganya hanyalah sebuah rumah, serta bagaimana rumah tersebut terlihat begitu memikat para tokohnya di awal. Kisah terlihat sistematis dari awal mula rumah itu di bangun dan hingga berakhir.

Meski ketiganya menggunakan cara yang sama yaitu stop-motion, tetap terlihat perbedaan gaya dari masing - masing garapannya. Kisah pertama terlihat lebih estetik dari pemilihan warna dan terlihat dengan jelas penggunaan metode stop motionnya. Kisah kedua terlihat lebih nyata pada latar belakang lokasi yang digunakan dan juga modern. Sedangkan kisah ketiga terlihat lebih calm dari pemilihan warnanya dan sedikit terlihat tidak seperti stop motion.

Kisah pertama disajikan dengan cerita yang menarik dan sistematis. Musik yang digunakan juga mendukung adegan dan suasana misterius juga cukup terasa dari kisah yang disajikan. Hanya saja dari logika cerita terdapat hal yang sedikit mengganjal, yaitu terkait Isobel, anak bayi mereka. Isobel yang digambarkan sebagai bayi yang bahkan belum bisa berjalan, dapat melakukan beberapa hal yang tidak masuk akal seperti jatuh dari tangga tanpa terluka dan turun dari jendela tanpa dibantu.

Kisah kedua memiliki komposisi warna yang baik dan juga menggunakan lagu yang menarik. Cerita juga disajikan secara sistematis dan tidak dapat ditebak. Sebuah plotwist juga ditampilkan dalam cerita ini.

Kisah ketiga memiliki karakter tokoh yang jelas dan kuat. Cerita juga ditulis dengan cukup baik dan mengalir dengan baik. Hanya saja latar belakang kejadian sedikit kurang jelas, yaitu misalnya penyebab dari banjir yang terjadi. Meski endingnya sedikit tidak masuk akal, tetapi memiliki makna yang cukup mendalam.

Masing - masing cerita seperti sebuah analogi mengenai perasaan dan pikiran manusia. Sehingga jika penonton melihat secara luas, banyak pesan mendalam yang dapat kita temukan di dalamnya.

 

Adegan yang mengesankan:  

Ketiga cerita memiliki kisah unik masing - masing. Adegan yang mengesankan pada cerita kedua, saat para tikus kembali ke sebagaimana nature kebiasaan tikus pada umumnya. Setelah dirinya berjuang untuk menjadi seekor tikus yang sukses dalam kehidupannya.

 

Dialog mengesankan:

"To fix this house, to make a home with good memories for myself."

 

Ending:

Happy Ending

 

Rekomendasi:

Must Watch

 

(Aluna)

 


Posting Komentar

0 Komentar