Review Film Aruna & Lidahnya (2018)

 

Review Film Aruna & Lidahnya (2018)

Aruna & Lidahnya (Alternate title: Aruna & Her Palate)| 2018 | 1h 46m
Genre : Drama/Romance| Negara: Indonesia
Director: Edwin| Writers: Rifki Ardisha, Laksmi Pamuntjak, Titien Wattimena
Pemeran: Dian Sastrowardoyo, Nicholas Saputra, Hannah Al Rashid
IMDB: 7.1
My Rate : 9/10

Aruna dihadapkan dengan permasalahan persahabatan, cinta, dan pekerjaannya di tengah petualangan dirinya menemukan kembali indra perasa dan sensitivitasnya terhadap makanan.

Peringatan:

Terdapat adegan minuman keras, kata-kata kasar, dan kekerasan

 

Sinopsis Aruna & Lidahnya:

Aruna (Dian Sastrowardoyo), pencinta kuliner dan mendapatkan semangat dari makanan, bekerja di NGO, One World. Dirinya ditugaskan untuk melakukan pengecekan ke beberapa tempat untuk memastikan wabah flu burung yang rumornya telah menyerang manusia. Proyek tersebut merupakan kerjasama antara tempatnya bekerja dan lembaga PWP2.

Aruna tidak yakin bahwa proyek yang dilakukan tersebut merupakan proyek yang serius karena banyak keanehan dari data yang dimilikinya. Aruna pun berencana menjadikan perjalanan tersebut sebagai sarana dia dan Bono (Nicholas Saputra) untuk melakukan wisata kuliner sekaligus mencari resep nasi goreng yang selama ini dicarinya. Bono adalah sahabatnya yang bekerja sebagai seorang Chef, dirinya ingin ikut dalam perjalanan tersebut untuk menemukan inspirasi baru.

Rencana Aruna berantakan setelah Farish (Oka Antara), lelaki yang pernah disukainya, tiba - tiba hadir dalam perjalanan tersebut. Farish bekerja di bawah PWP2 setelah pindah dari One World dan mencoba memastikan bahwa Aruna melakukan pekerjaannya dengan benar. Selain itu, Bono juga mengajak Nad (Hannah Al Rashid) untuk ikut pula dalam perjalanan tersebut. Nad adalah sahabat sekaligus wanita yang disukai Bono dan bekerja sebagai penulis buku tentang makanan.

Dalam penelitian tersebut Aruna menemukan banyak kejanggalan, tetapi Farish tidak pernah percaya dengan kecurigaan Aruna. Selain itu, Farish tidak menyukai keberadaan Bono dan Nad yang semakin meyakinkan dirinya bahwa Aruna tidak serius dengan proyek yang dilakukan. Sedangkan meski Aruna memang memiliki niat untuk berwisata kuliner, bukan berarti dirinya tidak serius untuk bekerja.

Permasalahan pun muncul satu persatu dan persinggungan pun terjadi. Akankah perjalanan Aruna untuk mengembalikan rasa lidahnya akan berhasil?

 

Ulasan Aruna & Lidahnya:

Aruna & Lidahnya merupakan film yang diadaptasi dari novel berjudul yang sama karya Laksmi Pamuntjak. Film ini memiliki ide yang menarik dengan mengangkat tema kuliner, politik, persahabatan, dan cinta. Setiap topik tersebut meski berbeda tetapi bisa disajikan menjadi satu kesatuan penyajian yang ciamik.

Menggunakan makanan sebagai analogi yang menggambarkan tiap permasalahan yang ada di dalam film bukan perkara mudah. Meski demikian berhasil dilakukan dengan baik. Penonton juga diperkenalkan dengan berbagai makanan yang mungkin belum pernah dikenal sebelumnya. Pastinya akan membuat para penonton tergiur dengan tampilan yang menarik.

Hal menarik lainnya dimana terdapat interaksi antara film dengan penonton. Aruna beberapa kali melihat ke arah kamera dan mengucapkan dialognya. Adegan ini memperlihatkan Aruna berbicara dengan para penonton tentang apa yang terjadi di dalam film tersebut. Sehingga penonton seakan diikut sertakan dalam perjalanan mereka. 

Akting dari para pemain pastinya tidak diragukan lagi. Akting yang mengesankan saat Dian harus berakting dan menyampaikan pesan kepada penonton hanya melalui ekspresi wajah. Meskipun tanpa dialog, tetapi pesan yang ingin disampaikan tersampaikan dengan baik.

Pengambilan gambar, pergerakan kamera, komposisi warna cukup baik. Terutama beberapa adegan yang membutuhkan pengambilan gambar secara detail. Secara keseluruhan film ini menarik untuk ditonton bagi kamu yang menyukai cerita romansa yang ringan.

 

Adegan yang mengesankan:  

Aruna memutuskan untuk makan rujak soto sendirian setelah melihat kedekatan Nad dan Farish. Saat memakan makanan tersebut, Aruna menganalogikan kejadian yang dirasakannya dengan rasa dari makanan tersebut. Dimana ada kalanya sebuah makanan yang berbeda tidak harus disatukan karena akan membuat rasanya menjadi tidak sesuai dengan ekspektasi. Adegan ini menyajikan dengan amat baik perasaan dari tokoh dengan analogi yang menarik.

 

Dialog mengesankan:

"Beberapa masakan tidak pernah pindah tangan."

 

Ending:

Happy Ending

 

Rekomendasi:

Must Watch

 

(Aluna)

 


Posting Komentar

0 Komentar