Review Film The Black Phone (2021)

 

Review Film The Black Phone (2021)

The Black Phone | 2021 | 1h 43m
Genre : Psychological Horror/Supernatural Horror/Horror/Mystery/Thriller | Negara: US
Director: Scott Derrickson | Writers: Joe Hill, Scott Derrickson, C. Robert Cargill
Pemeran: Mason Thames, Madeleine McGraw, Ethan Hawke
IMDB: 6.9
My Rate : 9/10

Finney yang kebingungan setelah diculik dan disandera di ruang bawah tanah, mulai menerima telepon dari roh - roh para korban yang berusaha untuk membantunya. 

 

Peringatan:

Terdapat adegan kekerasan, kata-kata kasar, narkoba, alkohol, dan rokok

 

Sinopsis The Black Phone:

Penculikan sedang marak terjadi di daerah North Denver, Colorado. Penculik yang dikenal dengan nama The Grabber tersebut menculik anak laki-laki dan meninggalkan balon hitam sebagai ciri khasnya. Salah satu korban penculikan adalah Bruce, lawan main Finney (Mason Thames) di pertandingan Baseball sebelumnya. Serta Robin, teman akrab Finney yang selalu melindunginya dari perundungan. Hal ini menjadi berita yang cukup menghebohkan di lingkungan tersebut.

Gwen (Madeleine McGraw), adik Finney, memiliki kemampuan dimana dirinya bisa melihat petunjuk dari mimpinya. Akibat hal tersebut, polisi mencoba mendatangi Gwen dan meminta informasi darinya. Terutama setelah polisi mengetahui bahwa Gwen merasa pernah melihat balon hitam dalam mimpinya yang merupakan kunci utama dan tidak pernah dipublikasikan. Namun, hal ini membuat ayahnya murka.

Gwen dan Finney tinggal bersama ayahnya yang kasar dan pemabuk. Ayahnya menjadi demikian setelah kematian ibunya yang dilakukan dengan bunuh diri. Ibunya memiliki kemampuan yang serupa dengan Gwen, dan mimpi-mimpinya membuat dirinya menjadi 'gila'. Sehingga, Ayahnya pun berusaha untuk meyakinkan Gwen bahwa kemampuannya tidak nyata, agar Gwen tidak berakhir seperti ibunya.

Suatu ketika, The Grabber menangkap Finney dan menawannya di ruang bawah tanah sebuah rumah. Finney yang merasa putus asa tiba - tiba mendapatkan telepon dari telepon hitam yang berada di ruang bawah tanah tersebut. Telepon tersebut sebenarnya telah tidak berfungsi karena kabelnya yang terputus. Namun, entah mengapa malah menghubungkannya dengan roh para korban penculikan lainnya. Para roh tersebut mencoba untuk memberitahu dan memperingatkan Finney.

Gwen yang mengetahui bahwa kakaknya telah diculik berusaha untuk mendapatkan informasi melalui mimpinya. Dirinya pun meminta agar ayahnya membiarkannya untuk mencoba agar dapat menolong kakaknya. Gwen pun mendapatkan beberapa informasi keberadaan Finney. Namun, ternyata pencarian tersebut tidak semudah yang dikiranya.

Akankan Gwen berhasil menemukan Finney dalam keadaan hidup?

 

Ulasan The Black Phone:

The Black Phone terinspirasi dari cerita pendek dengan judul yang sama karangan Joe Hill. Derrickson awalnya kesulitan untuk mengembangkan cerita tersebut menjadi versi panjang dalam bentuk film. Namun, akhirnya berhasil menyajikannya menjadi film dengan cerita yang amat menarik.

Pergerakan kamera, teknik pengambilan gambar, komposisi warna, pemilihan musik dan sound effect dilakukan dengan amat baik. Mengangkat tema tahun 1970 an, make up dan pemilihan pakaian yang digunakan merepresentasikan suasana tersebut dengan baik. Akting dari para pemain juga cukup baik dan tidak terlihat kaku.

Cerita dibangun dan dinarasikan dengan cukup baik. Sejak awal pembangunan cerita, pembangunan konflik, dan penyelesaian tersajikan dengan baik. Ketegangan yang muncul pun meninggalkan kesan yang mendalam. Beberapa twist yang muncul juga membuat film ini menjadi makin menarik. Namun, terdapat beberapa hal yang masih bisa dioptimalkan kembali.

Tujuan dari penculikan dan apa yang dilakukan penculik terhadap para sandera tidak dijabarkan dengan cukup jelas. Penonton juga tidak mengetahui dengan pasti bagaimana para sandera tersebut dibunuh dan penyebab kematian mereka. Latar belakang The Grabber pun tidak dijelaskan, harusnya dapat diperlihatkan mungkin trauma yang membuat dirinya menjadi seorang The Grabber. Serta asal muasal telepon tersebut berada di ruang bawah tanah.

Kisah yang menarik lainnya adalah kemampuan yang dimiliki oleh Gwen dan Finney. Meski secara sekilas diceritakan bagaimana kemampuan tersebut mempengaruhi ibu mereka. Akan lebih baik jika kisah ini diperlihatkan lebih secara virtual, sehingga penonton juga dapat memahami tindakan yang dilakukan oleh ayah mereka. Dimana ayahnya seakan terlihat begitu terluka karena hal tersebut.

Secara keseluruhan, film ini cukup mengesankan dan layak untuk ditonton berulang kali.

 

Adegan yang mengesankan:  

Finney yang kehilangan teman yang selalu melindunginya kembali mendapatkan rundungan. Gwen yang melihat hal tersebut, tanpa pikir panjang langsung menyerbu para perundung tersebut dengan batu. Meski Gwen berhasil melukai salah seorang perundung, dirinya pun terluka. Dalam adegan ini terlihat bagaimana rasa ingin melindungi orang yang kita sayang akan membuat keberanian seseorang timbul dengan sendirinya.

 

Dialog mengesankan:

"This is the last call. It's all you from here on out."

 

Ending:

Happy Ending

 

Rekomendasi:

Must Watch

 

(Aluna)

 


Posting Komentar

0 Komentar