Secret: A
Hidden Score (Ienai Himitsu) | 2024 | 1h 55m
Genre : Drama/Fantasy/Romance | Negara: Japan
Director: Hayato Kawai | Writers: Saya Matsuda
Pemeran:
Taiga Kyômoto, Kotone Furukawa, Mayu Yokota
IMDB: 6.9
My Rate : 9/10
Minato memutuskan untuk berhenti bermain piano setelah trauma yang diterimanya, tetapi pertemuannya dengan Yukino membuka harapan baru dalam dunianya. Meski takdir tidak berpihak pada mereka.
Sinopsis :
Minato (Taiga Kyomoto), harus kembali ke Jepang setelah mengalami trauma di universitasnya di Inggris. Minato melanjutkan kuliah di tempat yang sama dengan sahabat masa kecilnya, Hikari (Mayuu Yokota). Saat sedang berjalan berkeliling dengan Hikari, Minato pergi ke bangunan tua dimana dahulu digunakan sebagai tempat berlatih piano. Di tempat itulah Minato bertemu dengan Yukino (Kotone Furukawa) yang baru saja selesai memainkan sebuah lagu yang asing di telinga Minato.
Pertemuan kembali terjadi dimana Yukino ternyata masuk ke kelas yang sama dengan Minato. Rasa penasaran Minato terhadap Yukino membuat dirinya ingin mengenal Yukino lebih dalam. Perasaan di antara keduanya pun terus berkembang. Tempat duduk di taman dekat gedung lama menjadi tempat mereka selalu bertemu.
Suatu hari, Yukino menyaksikan Minato yang sedang bertanding piano dengan salah satu siswa di universitas tersebut. Hari itu, Yukino menyadari bahwa Minato memiliki trauma dan ketakutan dalam bermain piano. Yukino pun mencoba membantu Minato untuk dapat kembali menemukan kebahagiaan dalam bermain musik. Hari - hari mereka habiskan bersama dan sedikit demi sedikit trauma Minato terobati.
Hingga suatu hari, kejadian tidak terduga mengguncang hubungan mereka. Kesalahpahaman terjadi setelah Yukino melihat Minato bersama dengan Hikari. Yukino menghilang dan membuat Minato kebingungan, bahkan kedatangannya ke rumah Yukino tidak berakhir baik.
Akankah cinta mereka dapat kembali?
Ulasan :
Secret : A Hidden Score merupakan adaptasi/remake dari film Secret (2007). Beberapa remake biasanya akan mengikuti cerita aslinya, tetapi film ini memilih jalan yang berbeda. Penulis naskah memilih menggunakan sudut pandang yang berbeda dan membawa ide baru untuk disajikan di layar. Meski demikian, cerita disajikan cukup baik dengan memberikan sentuhan baru yang tidak ditemukan di film utama dan memperbaiki beberapa plot holes pada film utama.
Perbedaan nampak dari pondasi latar belakang cerita tokoh utama pria, dimana pada film ini diperlihatkan alasan kembali ke Jepang karena trauma yang dirasakannya. Selain itu, Minato dibuat seakan ingin berhenti bermain piano. Sedangkan di film utama, tokoh utama pria sangat mencintai piano dan bahkan dapat menunjukkan kemampuannya saat bertanding dengan rekannya. Namun, di film ini, Minato malah kalah dalam pertandingan tersebut.
Latar belakang orang tua tokoh utama pria juga diubah bukan seorang dosen, tetapi hanya seorang pemilik café. Sedangkan ibunya amat sibuk, sehingga tidak ditampilkan siapa karakter ibu tersebut. Hal ini juga mengubah keterkaitan antara tokoh utama wanita dengan orang tua tokoh utama pria. Secara garis besar perbedaan tersebut benar - benar terasa. Dibanding menggunakan istilah remake, sepertinya lebih tepat mengatakan terinspirasi karena sutradara lebih menerapkan prinsip amati, tiru, dan modifikasi yang membuat cerita menjadi serupa tapi tak sama.
Terlepas dengan perbandingan dengan film utama. Film ini dapat dinikmati dengan baik. Jalan cerita disajikan dengan sistematis dan masuk akal. Chemistry antar pemain juga disajikan dengan amat baik. Bahkan tokoh pendukung, Hikari, dapat menunjukkan perasaannya dengan baik. Dengan mengubah Hikari menjadi teman masa kecil Minato membuat penonton dapat memahami perasaan cinta dan cemburu yang dirasakan Hikari, meski dengan adegan yang terbatas.
Sayangnya, salah satu daya tarik utama dari film utama belum berhasil ditampilkan di film ini yaitu permainan musik yang memukau. Meski pemilihan musik masih bisa dikatakan cukup baik, tetapi dirasa tingkat kesulitannya di bawah dari film utama. Terlebih lagu 'secret' yang dimainkan merupakan jenis musik mellow, sehingga kurang memberikan suasana klimaks yang dibutuhkan untuk meningkatkan adrenalin penonton. Selain itu, permainan piano tidak benar - benar dilakukan oleh para aktor tersebut.
Sisi baiknya, produser tetap mempertahankan beberasa adegan ikonik dari film utama seperti percakapan Minato dan Yukino tentang cinta Chopin dan kekasihnya dan adegan mereka menari bersama di pesta. Adegan tersebut memberikan makna di film ini karena berkaitan dengan kisah cinta mereka. Serta menjadi jembatan penghubung untuk plotwist di akhir.
Kelebihan lainnya dimana diperlihatkan cerita dari POV tokoh utama wanita. Sehingga penonton dapat merasakan dan juga memahami cerita secara keseluruhan dari kedua sisi. Perbaikan yang dilakukan terlihat dari akhir cerita yang sedikit lebih relevan dan masuk logika timeline waktu. Penonton juga tetap dapat merasakan romantisme dan kesedihan yang membekas di hati.
Secara keseluruhan, meski banyak perbedaan jika dibandingkan
dengan film utama. Film ini memberikan sajian yang amat baik dan membekas
dengan caranya sendiri. Serta kita dapat melihat keunikan khusus yang biasa
kita temukan di film romansa Jepang. Akting dari para pemain juga amat baik.
Pastinya menjadi salah satu film yang menjadi alternatif di dalam film yang
akan ditonton ulang.
Adegan yang mengesankan:
Yukino
mengajak Minato untuk bermain piano bersama saat mereka berkunjung ke café
milik keluarga Minato. Meski awalnya Minato merasa tidak lagi menemukan
kesenangan dalam bermain piano, permainannya bersama dengan Yukino
membangkitkan kembali semangat dan kesenangan yang terkubur tersebut. Dalam
adegan ini, kita dapat melihat kebahagiaan yang terpancar dari keduanya.
Ditambah dengan pencahayaan yang memukau menambah adegan ini menjadi bermakna.
Dialog mengesankan:
"Jika kita ditakdirkan untuk bertemu, kita akan bertemu."
Ending:
Sad Ending
Rekomendasi:
Must Watch
(Aluna)
0 Komentar