Review Film Smile (2022)

 

Review Film Smile (2022)

Smile | 2022 | 1h 55m
Genre : Psychological Horror/Supernatural Horror/Tragedy/Horror/Mystery/Thriller | Negara: US
Director: Parker Finn| Writers: Parker Finn
Pemeran: Sosie Bacon, Jessie T. Usher, Kyle Gallner
IMDB: 6.5
My Rate : 7/10

Rose merupakan seorang psikolog yang terjebak dalam kutukan yang membahayakan nyawanya setelah melihat secara langsung di depan matanya kematian yang mengerikan dari salah satu pasiennya. 


Peringatan:

Terdapat adegan kekerasan, bunuh diri, minuman keras, dan kata - kata kasar.

 

Sinopsis :

Rose (Sosie Bacon) merupakan seorang terapis di bangsal psikiatri dimana pasiennya bukanlah orang - orang biasa pada umumnya. Suatu ketika, dirinya kedatangan seorang pasien bernama Laura (Caitlin Stasey) yang sebelumnya menjadi saksi dari kasus bunuh diri seorang profesor. Laura mengatakan bahwa dirinya dihantui penampakan sosok dengan senyum yang mengerikan setelah kejadian tersebut.

Rose menganggap yang dialami Laura hanya bentuk imajinasi atas trauma yang dirasakan olehnya. Laura merasa bahwa konsultasi tersebut tidak membantunya sama sekali, karena Rose tidak benar - benar ingin mendengarkannya. Hingga sosok mengerikan tersebut kembali muncul dan membuat Laura histeris.

Rose mencoba untuk meminta bantuan, tetapi semuanya terlambat. Laura melakukan bunuh diri di hadapan Rose dengan memotong lehernya. Hal mengerikan lainnya adalah ekspresi wajah Laura yang dipenuhi dengan senyum lebar saat melakukannya.

Trauma pun dirasakan Rose yang tidak bisa lepas dari bayang - bayang kejadian itu dan membuat pekerjaannya terganggu. Pimpinannya pun meminta agar Rose dapat mengambil libur sementara untuk menenangkan diri. Sayangnya, Rose malah harus mengalami hal - hal aneh yang diceritakan oleh Laura dan merasa nyawanya menjadi terancam.

Apakah Rose dapat selamat dari semua bayangan tersebut?

 

Ulasan :

Smile merupakan versi panjang dari film pendek "Laura Hasn't Slept (2020) dan merupakan feature directoral debut dari Parker Finn. Smile memiliki ide cerita yang cukup menarik, sayangnya pondasi cerita kurang terbangun dengan baik. Tidak ada penjelasan yang pasti tentang asal usul dari kutukan tersebut dan penyebabnya. Terdapat adegan dimana Rose mencari informasi tentang hal tersebut, tetapi tidak menyajikan sebuah kesimpulan yang menjelaskan semuanya.

Pergerakan kamera, komposisi warna, dan efek yang digunakan cukup baik. Terdapat penyajian yang cukup menarik dengan pergerakan kamera yang unik, sayangnya efek tersebut di ulang beberapa kali dan membuat sedikit membosankan. Pemilihan musik yang baik juga dilakukan dan mendukung suasana di tiap adegannya. Terdapat beberapa jumpscare yang perlu di waspadai.

Daripada menyajikan 'hantu' dengan tampilan yang menyeramkan, Smile lebih bermain dengan ketakutan yang dibangun secara perlahan ke dalam psikologi penonton. Cerita disajikan dengan cukup sistematis dan mudah dipahami. Sayangnya, pembangunan karakter tokoh sedikit kurang dalam. Terdapat beberapa tokoh yang sedikit rancu mengenai keterkaitan dirinya dengan tokoh utama. Chemistry dari para pemain pun dirasa kurang. Selain itu, akhir cerita sedikit mudah tertebak.

Akting dari para pemain bisa dibilang cukup baik, meski tidak ada yang spesial. Terdapat beberapa karakter yang terlihat kaku sehingga sedikit tidak seimbang dengan tokoh utama. Namun, ekspresi dari tokoh utama dapat dibilang tereksekusi dengan baik.

Terdapat hal yang sedikit menyebalkan yaitu sosok dari terapis yang digambarkan dalam film ini. Mesti dalam kenyataannya kita bisa juga menemukan terapis yang seperti demikian dimana terapis tersebut tidak pernah benar - benar mendengarkan pasiennya dan seakan menganggap remeh pasiennya. Terlihat bagaimana Rose dan Madeline selalu mematahkan informasi apapun yang diberikan pasien mereka.

Secara keseluruhan, film ini masih layak dan menarik untuk ditonton terutama bagi para pencinta psikologi thriller atau horror. 

 

Adegan yang mengesankan:

Rose kehilangan kucingnya dan menemukannya dengan cara yang mengerikan. Dimana kucing tersebut ternyata berada di dalam kado ulang tahun yang diberikannya kepada sang ponakan. Rose yang menyadari hal tersebut terlihat benar - benar terkejut dan menampilkan emosi yang kompleks antara sedih karena kucingnya mati dan ketakutan karena pandangan orang sekitar yang menganggap dirinya aneh.

Dalam adegan ini kita dapat melihat ekspresi dan akting yang memukau dari tokoh utama. Dalam adegan ini juga kita menyadari sering kali walaupun orang tersebut merupakan orang terdekat kita, mereka tidak akan mencoba untuk memahami atau mengerti saat sesuatu diluar ekspektasi terjadi pada diri kita. Terlihat bagaimana mereka tidak peduli dengan Rose yang terlihat begitu histeris.

 

Dialog mengesankan:

"You can't escape your own mind, Rose."

 

Ending:

Cliffhanger

 

Rekomendasi:

Worth to Watch


(Aluna)

 


Posting Komentar

0 Komentar